Ntvnews.id, Tokyo - Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, mengundurkan diri pada Rabu, 21 Mei 2025 setelah pernyataannya tentang ‘tidak pernah membeli beras’ memicu kemarahan publik di negara tersebut.
Eto menyatakan dalam sebuah pertemuan akhir pekan lalu bahwa ia “tidak pernah membeli beras secara pribadi karena para pendukungnya memberikan begitu banyak beras sehingga ia bisa menjualnya sendiri.”
Pernyataan ini menimbulkan kemarahan di kalangan masyarakat Jepang, terutama karena saat ini negara tersebut sedang menghadapi kelangkaan beras yang membuat harga beras melonjak tajam. Pada bulan lalu, harga beras hampir dua kali lipat dibandingkan dengan April 2024.
Baca Juga: Menteri Pertanian Jepang Mundur Gara-gara Beras
Kenaikan harga beras ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain panen yang buruk akibat gelombang panas pada tahun 2023, aksi pembelian panik yang muncul setelah peringatan mengenai kemungkinan gempa besar tahun lalu, serta peningkatan jumlah wisatawan.
Pemerintah pun terpaksa mengeluarkan sebagian cadangan beras darurat guna menstabilkan harga, tetapi hingga saat ini upaya tersebut belum membuahkan hasil.
Komentar Eto mendapat kecaman keras dari Junya Ogawa, sekretaris jenderal Partai Demokrat Konstitusional Jepang, yang menyebut pernyataan tersebut “sangat tidak pantas, tidak masuk akal, dan tak bisa diterima.”
Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang popularitasnya menurun sebagian akibat harga bahan pangan yang tinggi, juga mengkritik Eto dan menilai ucapannya sangat disayangkan.
“Tugas utama menteri pertanian sekarang adalah mencari solusi untuk menurunkan harga beras yang meroket. Saya berharap dia bisa memberikan solusi tersebut,” ujar Ishiba kepada media pada Selasa, 20 Mei 2025.
Baca Juga: Putra Cristiano Ronaldo Jalani Debut di Timnas Portugal U-15 saat Tumbangkan Jepang
Partai oposisi bahkan dikabarkan berencana mengajukan mosi tidak percaya terhadap pemerintahan Ishiba, yang menghadapi pemilihan majelis tinggi yang sulit pada Juli mendatang.
Pada Senin lalu, Eto mencoba menarik kembali ucapannya dengan mengaku telah berlebihan dan mengatakan bahwa istrinya mengoreksinya.
“Istri saya mengatakan bahwa dia juga membeli beras ketika stok beras sumbangan kami habis,” kata Eto. Ia menambahkan bahwa keluarganya tidak sepenuhnya bergantung pada beras hasil sumbangan tersebut.
Namun, pada Rabu, 21 Mei 2025 waktu setempat, Eto akhirnya mengundurkan diri. Ia menyampaikan pengunduran dirinya setelah mendapat tekanan keras dari perdana menteri.
Ishiba kemudian menyatakan di sidang majelis tinggi bahwa ia menerima pengunduran diri Eto demi kelangsungan kebijakan pertanian yang tidak boleh terganggu.
“Saya meminta maaf kepada rakyat Jepang karena bertanggung jawab atas pengangkatan Eto,” ujar Ishiba.
Sebagai pengganti Eto, Ishiba menunjuk Shinjiro Koizumi, mantan menteri lingkungan hidup dan putra mantan perdana menteri Junichiro Koizumi.