Ntvnews.id, Solo - Saat gemuruh sorotan publik soal isu kehalalan menu, nama Indra mendadak menjadi perbincangan nasional. Ia adalah pemilik sekaligus penggerak utama di balik Ayam Goreng Widuran — restoran legendaris asal Solo yang telah berdiri sejak 1973, lebih dari setengah abad.
Indra bukan sekadar pengusaha kuliner biasa. Ia adalah generasi penerus dari keluarga pendiri restoran ini dan telah mendedikasikan hidupnya untuk mempertahankan warisan rasa yang telah melekat di lidah banyak orang.
Di tangan Indra, Ayam Goreng Widuran bukan hanya bertahan, tetapi berkembang dan berekspansi, termasuk ke luar Jawa seperti Denpasar, Bali.
Meski kini namanya dikaitkan dengan kontroversi mengenai status non-halal produk restoran miliknya, perjalanan Indra sebagai pemilik usaha menunjukkan ketekunan dan komitmen jangka panjang.
Ia dikenal teliti dalam memilih bahan baku, disiplin dalam menjaga kualitas rasa, serta konsisten dalam menyajikan ayam goreng kampung dan kremesan dengan resep rahasia turun-temurun.
“Fokus kami sejak awal adalah menjaga keaslian cita rasa keluarga,” ujar Indra dalam pernyataannya.
Baca Juga: Pemkot Solo Segera Datangi Ayam Goreng Widuran, Buntut 52 Tahun Pakai Minyak Babi
Klarifikasi Ayam Goreng Widuran (IG: Ayam Goreng Widuran)
Ia menambahkan bahwa resep kremesan yang menggunakan minyak babi memang sudah menjadi bagian dari tradisi kuliner mereka sejak awal. Namun, ia mengakui bahwa kurangnya informasi terbuka mengenai hal ini merupakan sebuah kekurangan yang kini sedang diperbaiki secara serius.
Tudingan tidak transparan pun mengarah kepadanya, terutama dari pelanggan Muslim yang selama ini merasa restoran tersebut halal. Menanggapi hal itu, Indra dan tim manajemen segera merespons dengan menyertakan label non-halal secara eksplisit di setiap outlet, media sosial, hingga Google Review restoran mereka.
Langkah cepat ini menunjukkan karakter kepemimpinan Indra yang bertanggung jawab dan adaptif. Alih-alih menghindar dari kritik, ia justru menanggapinya sebagai momen reflektif untuk meningkatkan sistem komunikasi kepada pelanggan.
Sebagai pengusaha keturunan Tionghoa yang tumbuh dan besar di Solo, Indra juga mewakili kelompok wirausahawan minoritas yang tetap berkontribusi besar dalam sektor ekonomi lokal. Restorannya tidak hanya menjadi ikon kuliner, tetapi juga bukti bahwa warisan budaya bisa berkembang dalam lanskap modern, selama dikelola dengan integritas.
Baca Juga: Goreng Ayam Pakai Minyak Babi, Ini Pernyataan Lengkap Manajemen Ayam Goreng Widuran
Ayam Goreng Widuran (Instagram @ayamgorengwiduransolo)
Kehadiran Indra di balik Ayam Goreng Widuran adalah cerita tentang konsistensi, tradisi, dan keberanian menghadapi tantangan zaman. Kini, meskipun diterpa badai kritik, ia tetap berdiri kokoh sebagai sosok yang berani mengambil tanggung jawab dan menjaga integritas usahanya.
Kontroversi mungkin sementara, namun dedikasi dan etos kerja Indra telah membentuk fondasi kuat bagi kelangsungan restoran yang sudah melayani pelanggan lintas generasi ini. Bagi sebagian orang, Ayam Goreng Widuran adalah sekadar tempat makan. Tapi bagi Indra, ini adalah warisan yang harus terus dijaga, meski harus melalui ujian demi ujian.