Ntvnews.id, Jakarta - Komisi I DPR RI meminta rapat kerja dengan Panglima TNI Jenderal Agus Suhartono beserta Kepala Staf Angkatan Darat, Laut, dan Udara pada Senin, 26 Mei 2025 digelar tertutup.
Rapat digelar tertutup dan tidak disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube DPR RI. Wartawan yang hendak meliput jalannya rapat juga dilarang masuk ke area balkon ruang sidang Komisi I DPR RI.
Usai rapat yang berlangsung sekitar tiga jam itu, Ketua Komisi I DPR RI Utut Adianto menjelaskan bahwa rapat digelar secara tertutup lantaran membahas sejumlah isu strategis.
"Intinya tadi kami memang minta maaf harus tertutup karena isunya strategis. Itu pengantar dari saya, yang paling penting komisi satu sepakat untuk TNI terus didukung dan penguatan, dan ujung-ujungnya untuk mendukung pemerintahan Pak Prabowo," kata Utut di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.
Sedangkan, Panglima TNI menjelaskan salah satu topik yang dibahas dalam rapat adalah terkait insiden ledakan kala pemusnahan amunisi dan bahan peledak di Garut, Jawa Barat.
"Di mana sudah saya sampaikan bahwa prosedur untuk peledakan sudah dilaksanakan sesuai dengan SOP (prosedur operasional standar)," ucap Panglima.
Penampakan Amunisi Sebelum Diledakkan di Garut (Instagram @adalahkabbandung)
Baca Juga: Korban Tewas Ledakan Pemusnahan Amunisi di Garut Menjadi 13 Orang
Sebelumnya, insiden ledakan yang bersumber dari pemusnahan amunisi tak layak pakai di Pantai Cibalong, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut terjadi pada Senin, 12 Mei 2025.
Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana menjelaskan, bahwa ledakan amunisi terjadi di salah satu lubang amunisi afkir atau tak layak pakai. Ia menjelaskan jajaran Gudang Pusat Amunisi dan Pusat Peralatan TNI AD sudah melakukan pengecekan prosedur dan lokasi pada Senin pukul 09.30 WIB.
"Pada awal kegiatan secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan, dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," ujar Wahyu.
Lalu, tim penyusun amunisi dari TNI AD melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur yang disiapkan sebelumnya. Setelah itu, tim penyusun amunisi ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan. Peledakan amunisi afkir di dua lubang sumur tersebut pun berhasil dilakukan.
"Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," ucap Wahyu.
Tapi, terdapat satu lubang sumur lain yang peruntukannya untuk menghancurkan detonator, termasuk sisa detonator yang ada berkaitan dengan amunisi tidak layak pakai tersebut.
"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," pungkas Wahyu.