Ntvnews.id, Yerusalem - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, kembali mengunjungi kompleks Masjid Al-Aqsa, yang dikenal oleh umat Yahudi sebagai Temple Mount, pada hari Senin, 26 Mei 2025.
Dilansir dari Al Arabiya, Selasa, 27 Mei 2025, Kunjungan terbaru menteri dari kelompok garis keras ini, dilakukan bertepatan dengan peringatan 'Hari Yerusalem' di Israel, yang menandai penguasaan Yerusalem Timur oleh Israel pada perang Arab-Israel tahun 1967.
“Saya naik ke Temple Mount untuk memperingati Hari Yerusalem, berdoa demi kemenangan dalam perang, pemulangan para tawanan kami, dan kesuksesan Kepala Shin Bet yang baru, Mayor Jenderal David Zini,” ujar Ben Gvir melalui pernyataan di Telegram.
“Selamat Hari Yerusalem!” tambahnya.
Dia juga membagikan video kedatangannya di kompleks Masjid Al-Aqsa.
Baca Juga: Biadab! Israel Kembali Serang Tenda Pengungsi di Gaza Palestina
“Banyak orang Yahudi datang berbondong-bondong ke sini, dan sangat menggembirakan melihatnya,” kata Ben Gvir dalam video yang menampilkan dirinya berada di dalam kompleks suci itu, sebagaimana diberitakan Anadolu Agency.
“Hari ini, orang Yahudi bisa berdoa dan bersujud di sini. Kami bersyukur kepada Tuhan atas hal ini,” lanjutnya.
Dalam kunjungannya, Ben Gvir didampingi beberapa menteri Israel lainnya, seperti Menteri Negev, Galilea, dan Ketahanan Nasional Yitzhak Wasserlauf, serta anggota parlemen Israel (Knesset) Yitzhak Kroizer.
Menurut laporan Anadolu Agency, sejak dini hari Senin, 25 Mei 2-25, lebih dari 1.400 pemukim Yahudi dipandu oleh Kepolisian Israel memaksa memasuki kompleks suci tersebut dan banyak di antaranya melakukan ritual yang dianggap provokatif di halaman masjid.
Baca Juga: Puluhan Negara Desak Israel Buka Pintu Gaza untuk Salurkan Bantuan
Kunjungan Ben Gvir pada hari ini merupakan yang ketujuh kalinya sejak dia bergabung dalam pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 2022.
Tindakan Ben Gvir tersebut mendapat kecaman keras dari Pemerintah Yordania.
“Kegiatan menteri ekstremis ini dan serangan berulangnya terhadap Masjid Al-Aqsa yang suci… tidak mengubah fakta bahwa Yerusalem Timur adalah wilayah pendudukan dan Israel tidak memiliki kedaulatan di sana,” tegas Kementerian Luar Negeri Yordania yang bertanggung jawab atas pengelolaan situs suci tersebut.
Kompleks yang terletak di lereng bukit di Kota Tua Yerusalem ini merupakan salah satu lokasi paling sensitif di Timur Tengah, dihormati oleh umat Muslim dan Yahudi, dan sering menjadi pemicu konflik berulang.
Berdasarkan aturan “status quo” yang telah berlaku puluhan tahun di bawah otoritas Muslim, Israel mengizinkan orang Yahudi berkunjung ke kompleks tersebut, namun tidak diperkenankan melakukan ibadah di sana.