Arab Saudi Dikabarkan Bakal Cabut Larangan Alkohol

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Mei 2025, 05:20
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Ilustrasi alkohol Ilustrasi alkohol (Pixabay)

Ntvnews.id, Riyadh - Arab Saudi dilaporkan berencana mencabut larangan alkohol di sekitar 600 titik lokasi sebagai bagian dari strategi untuk menarik wisatawan serta para penggemar sepak bola menjelang pelaksanaan Piala Dunia 2034.

Dilansir dari Metro, Selasa, 27 Mei 2025, negara yang dikenal dengan kebijakan konservatif itu berencana mengakhiri larangan penjualan dan konsumsi minuman beralkohol yang telah berlaku selama lebih dari tujuh dekade, khususnya di area wisata, mulai tahun 2026.

Berdasarkan laporan dari media setempat, wisatawan nantinya akan diizinkan menikmati minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan sari apel di tempat-tempat tertentu yang memiliki izin, termasuk hotel berbintang lima dan destinasi pariwisata unggulan.

Langkah ini merupakan bagian dari Visi 2030, sebuah program strategis dari Pemerintah Arab Saudi untuk memperkuat sektor pariwisata dan mendatangkan investasi global. Upaya ini juga menjadi bagian dari persiapan untuk menyelenggarakan ajang internasional besar seperti Expo 2030 dan Piala Dunia FIFA 2034.

Baca Juga: BPOM Temukan Es Krim Mengandung Alkohol yang Beredar di Masyarakat

"Menyambut dunia tanpa kehilangan identitas budaya - memposisikan Arab Saudi sebagai pemain yang progresif namun tetap terhormat di kancah pariwisata global," demikian pernyataan dari pemerintah Arab Saudi.

Aturan baru ini memungkinkan penyajian minuman beralkohol seperti bir, anggur, dan sari apel di lokasi tertentu. Penyediaannya hanya diizinkan jika dilayani oleh staf bersertifikat yang telah mendapat pelatihan khusus serta memiliki izin resmi, dan wajib mengikuti aturan yang ketat.

Meski demikian, alkohol dengan kadar lebih dari 20% tetap dilarang. Kebijakan ini difokuskan bagi wisatawan dan warga asing yang tinggal di Arab Saudi. Karena itu, konsumsi alkohol di rumah pribadi, ruang publik, maupun toko-toko umum tetap dilarang.

"Penjualan hanya akan dilakukan di lingkungan yang terkendali, dilayani oleh staf berlisensi, dan mengikuti aturan operasional yang jelas guna memastikan alkohol dikonsumsi secara bertanggung jawab dan penuh hormat," tambah pemerintah.

Lokasi yang akan diberi izin untuk menjual alkohol difokuskan pada kawasan wisata modern dan eksklusif yang sedang dikembangkan, seperti proyek kota masa depan Neom dan Proyek Laut Merah.

Putra Mahkota Mohammad bin Salman berharap kebijakan ini dapat membuat Arab Saudi sejajar dengan negara Teluk lain seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain, yang telah terlebih dahulu memperbolehkan konsumsi alkohol di area wisata tertentu.

Baca Juga: Terungkap Persentase Alkohol Dalam Tubuh Liam Payne Saat Meninggal

Sebelumnya, Duta Besar Arab Saudi untuk Inggris menyatakan bahwa alkohol tidak akan diperbolehkan selama Piala Dunia 2024 berlangsung. Dalam wawancara bersama LBC, Pangeran Khalid bin Bandar Al Saud menyampaikan bahwa hotel, restoran, dan stadion tidak akan diberikan izin untuk menyajikan alkohol selama acara tersebut.

"Tidak, tidak. Tidak ada alkohol sama sekali. Seperti cuaca di sini, negara ini kering. Saat ini kami tidak mengizinkan alkohol, tetapi Anda tahu, masih banyak hiburan yang bisa dinikmati tanpa alcohol," jelas Pangeran Khalid.

Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa Arab Saudi memilih pendekatan berbeda dari Qatar, tuan rumah Piala Dunia 2022, yang sempat memperbolehkan alkohol di beberapa hotel meskipun tetap melarangnya di stadion.

Dalam konteks turnamen sepak bola global, konsumsi alkohol sering menjadi bagian dari pengalaman bagi penggemar, terutama dari Inggris. Contohnya, saat Euro 2020, pengunjung pub di Inggris tercatat menghabiskan 364 juta pint bir, dengan 13 juta pint di antaranya dikonsumsi saat final antara Inggris dan Italia.

Namun, kebijakan baru mengenai izin alkohol ini dijadwalkan berlaku mulai 2026, bersamaan dengan persiapan Arab Saudi sebagai tuan rumah Expo 2030 yang akan digelar di Riyadh.

Sampai berita ini dipublikasikan, Metro masih menunggu tanggapan resmi dari Pemerintah Arab Saudi terkait rencana kebijakan tersebut.

x|close