Baku Tembak Terjadi Antara Militer Thailand dan Kamboja di Perbatasan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Mei 2025, 08:45
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Penembakan Ilustrasi Penembakan (Freepik)

Ntvnews.id, Jakarta - Telah terjadi baku tembak antara pasukan Kamboja dan Thailand di area perbatasan yang masih dipersengketakan. Dalam insiden tersebut, seorang prajurit Kamboja dilaporkan meninggal dunia.

“Salah satu prajurit kami gugur dalam peristiwa tersebut, dan beberapa lainnya mengalami luka-luka. Namun, kami belum memperoleh data pasti terkait jumlah korban luka,” ungkap juru bicara militer Kamboja, Mao Phalla, seperti dikutip dari AFP, Kamis, 29 Mei 2025.

Konflik bersenjata di wilayah perbatasan yang sensitif antara kedua negara tersebut tergolong jarang menimbulkan korban jiwa.

Pihak militer Thailand menyatakan bahwa bentrokan bermula ketika pasukan Kamboja melepaskan tembakan di wilayah dekat Provinsi Ubon Ratchathani, Thailand timur, pada hari Rabu, 28 Mei 2025.

Baca Juga: 2 Orang Tewas dalam Insiden Penembakan Brutal

Dalam keterangannya, militer Thailand menyebutkan bahwa pasukan mereka merespons serangan tersebut dengan tembakan balasan, memicu kontak senjata selama kurang lebih 10 menit sebelum pihak Kamboja meminta dihentikannya tembak-menembak.

Sementara itu, Mao Phalla membenarkan adanya kontak senjata, namun menurutnya tentara Thailand lebih dulu menyerang pasukan Kamboja yang tengah menjalankan patroli rutin di Provinsi Preah Vihear, wilayah yang berbatasan langsung dengan Ubon Ratchathani.

“Prajurit kami gugur di dalam parit. Pasukan Thailand datang dan menyerang lebih dulu,” tegasnya.

Baca Juga: Penembakan Brutal di Kashmir India, 26 Orang Tewas

Bentrokan bersenjata antara kedua negara ini pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2008 di sekitar kompleks candi kuno Khmer, Preah Vihear, yang berada di kawasan perbatasan.

Sengketa atas lahan yang berada di sekitar candi bersejarah berusia 900 tahun tersebut sempat menimbulkan sejumlah pertempuran sporadis selama bertahun-tahun.

Setidaknya 28 korban jiwa tercatat sebelum Mahkamah Internasional (ICJ) akhirnya menetapkan bahwa wilayah yang disengketakan tersebut secara sah merupakan bagian dari Kamboja.

x|close