Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Desa Muara Muntai Ilir, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Arifadin Nu menjadi korban pengeroyokan brutal oleh delapan pria tak dikenal saat acara halalbihalal berlangsung pada Minggu sore, 8 Juni 2025 lalu.
Insiden ini terjadi di kediaman pribadi sang kepala desa, tepat di tengah suasana silaturahmi pasca Idul Adha. Tanpa peringatan, sekelompok pria itu datang membawa balok kayu dan langsung melancarkan serangan.
Mereka memecahkan kaca jendela, berteriak-teriak menyebut nama warga, dan menghajar dua orang, termasuk Arifadin sendiri. Seorang warga bernama Kasdim juga menjadi korban, mengalami luka serius di bagian kepala.
"Saya dihajar pakai balok. Tangan saya dijahit dua atau tiga jahitan. Pak Kasdim kena di kepala, tujuh jahitan" kata Arifadin dalam keterangannya yang dilansir pada Selasa, 10 Juni 2025.
Akar dari penyerangan ini diduga berkaitan dengan kehadiran PT Pelindo yang akan beroperasi sebagai operator pandu kapal di kawasan perairan Muara Muntai Ilir. Para pelaku disebut-sebut menuding kepala desa sebagai orang yang membawa perusahaan pelat merah tersebut ke wilayah mereka.
View this post on Instagram
Namun tudingan itu ditepis keras oleh Arifadin. Ia menegaskan bahwa Pelindo hadir sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, bukan atas permintaan pemerintah desa. "Pelindo hadir karena keputusan Kemenhub dan KSOP. Bukan karena kami di desa mengundang," tegasnya.
Arifadin menduga kuat bahwa penyerangan itu bukan sekadar protes spontan, melainkan bentuk sabotase yang terorganisir. Ia mencurigai para pelaku merupakan pemandu kapal lokal nonresmi yang khawatir kehilangan ladang penghasilan akibat kehadiran operator resmi.
"Ini pengrusakan yang terencana. Mereka datang dari jauh, bawa alat. Tidak satu pun dari delapan orang itu warga sini," ujarnya, seraya menyatakan bahwa dirinya kini merasa tak aman menjalankan tugas sebagai kepala desa.
Pihak kepolisian sendiri menyatakan telah menerima laporan resmi dari korban. Kepala Seksi Humas Polres Kukar, Iptu Maryono, memastikan bahwa proses penyelidikan sedang berjalan karena korban sudah melapor sejak Senin siang.
Hingga berita ini diturunkan, identitas para pelaku maupun motif pasti di balik serangan tersebut masih menjadi fokus penyelidikan. Warga desa berharap kasus ini diusut tuntas agar rasa aman kembali pulih di tengah masyarakat.