Ntvnews.id, Jakarta - Sabtu malam yang mencekam melanda wilayah utara Israel setelah puluhan rudal Iran menghantam kilang minyak dan pelabuhan utama di Haifa. Serangan ini menjadi balasan atas rangkaian serangan militer Israel ke fasilitas strategis Iran sejak Jumat lalu.
Menurut Tasnim News, Haifa menjadi target utama dari operasi militer yang diluncurkan Teheran. Serangan itu langsung menimbulkan kepanikan warga dan kerusakan besar pada infrastruktur energi Israel.
Beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan kobaran api dan ledakan di area pelabuhan, mengindikasikan kerusakan serius pada fasilitas minyak dan logistik.
Sebagai respons cepat, pemerintah Israel mengaktifkan sistem pertahanan udara dan memerintahkan evakuasi warga di wilayah utara dan tengah ke tempat perlindungan. Pihak berwenang meminta masyarakat untuk tetap berlindung hingga pengumuman lebih lanjut.
“Akibat serangan ini, dua orang dinyatakan tewas dan sedikitnya 14 orang luka-luka, termasuk satu korban dalam kondisi kritis,” lapor media setempat.
Sementara itu, laporan awal juga menyebut kemungkinan adanya kebocoran bahan berbahaya di area pelabuhan, meski detail lengkapnya masih menunggu verifikasi resmi.
Serangan Iran ini terjadi hanya kurang dari 48 jam setelah Israel menggempur fasilitas nuklir dan militer di Iran, termasuk Natanz dan Isfahan. Serangan tersebut menewaskan komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC)serta beberapa ilmuwan nuklir Iran.
Rentetan rudal balistik dari Iran juga menghantam beberapa wilayah lainnya, termasuk kota Tamra di sebelah timur Haifa, yang menewaskan tiga warga dan melukai tujuh lainnya, menurut laporan Times of Israel.
Saling serang antara dua negara ini menandai eskalasi baru dalam konflik regional yang telah lama membara, dan menunjukkan betapa vitalnya infrastruktur energi sebagai sasaran strategis dalam perang modern. Belum ada sinyal deeskalasi dari kedua belah pihak, dan dunia kini menyorot dengan cemas perkembangan situasi yang bisa merembet lebih luas ke kawasan Timur Tengah.