Iran Ancam Negara Pemasok Senjata ke Israel Bakal Jadi Sasaran

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Jun 2025, 15:48
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip Foto - Rabu, 8 Januari 2020 Bendera Iran yang berada di markas besar PBB di  New York, AS. Arsip Foto - Rabu, 8 Januari 2020 Bendera Iran yang berada di markas besar PBB di New York, AS. ((Antara) )

Ntvnews.id, Taheran - Markas Besar Khatam Al-Anbia (KCHQ) dari Angkatan Bersenjata Iran mengeluarkan peringatan tegas bahwa negara mana pun yang menyediakan senjata kepada Israel akan dijadikan target oleh militer Iran.

Dalam pernyataannya KCHQ mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi intelijen, kemampuan radar dan pertahanan udara Israel mengalami kerusakan serius akibat serangan rudal dan drone yang diluncurkan Angkatan Bersenjata Iran. Selain itu, Israel mulai menghadapi kekurangan amunisi.

Dilansir dari IRNA, Minggu, 22 Juni 2025, KCHQ menegaskan bahwa situasi ini terjadi meskipun Israel memiliki sistem pertahanan udara canggih dan mahal, serta mendapat sokongan penuh dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Iran Langsung Gempur Israel Usai Diserang AS

Mereka juga menambahkan bahwa setiap negara yang mengirimkan radar atau peralatan militer lainnya kepada Israel—baik melalui jalur udara maupun laut—akan dianggap sebagai pihak yang terlibat dalam konspirasi terhadap Iran. Oleh karena itu, negara-negara tersebut bisa menjadi target sah bagi aksi militer Iran.

Sejak 13 Juni, Israel telah melancarkan serangan ke wilayah Iran, yang menyasar fasilitas nuklir, instalasi militer, dan daerah permukiman.

Baca Juga: Sosialisasi Program Makan Bergizi Gratis di Enggal Lampung Berjalan Lancar

Akibat serangan tersebut, sekitar 400 warga Iran dilaporkan tewas, termasuk di antaranya tokoh militer penting, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.

Sebagai balasan, Iran menggelar serangan militer yang intensif. Angkatan Udara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) telah meluncurkan 18 gelombang serangan rudal ke wilayah Israel hingga 21 Juni dalam operasi yang diberi nama “True Promise 3.”

x|close