Ntvnews.id, Baghdad - Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan bahwa jumlah prajurit yang gugur akibat paparan gas metana dalam operasi militer di wilayah utara Irak telah meningkat menjadi 12 orang.
Dilansir dari Xinhua, Selasa, 8 Juli 2025, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu, 6 Juli 2025 saat berlangsungnya misi pencarian di wilayah Operasi Claw-Lock, di mana tentara Turki tengah memeriksa sebuah gua yang sebelumnya digunakan oleh kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK). Operasi tersebut bertujuan untuk mengambil jenazah seorang letnan satu yang gugur pada tahun 2022.
Gas metana yang bersifat tidak berwarna, tidak berbau, dan sangat mudah terbakar, dapat menyebabkan gangguan pernapasan yang berujung pada kematian jika terhirup dalam jumlah besar.
Baca Juga: Inggris Puji Keberadaan Turki di Konflik Iran-Israel
Awalnya dilaporkan bahwa 19 tentara dilarikan ke rumah sakit akibat paparan gas tersebut, dengan lima di antaranya meninggal dunia pada hari Minggu.
Pada Senin pagi, Kementerian Pertahanan mengonfirmasi bahwa tiga korban tambahan meninggal dunia, sehingga total sementara menjadi delapan orang. Tak lama kemudian, empat prajurit lainnya juga dinyatakan meninggal saat menjalani perawatan, menjadikan total korban jiwa menjadi 12 orang.
Baca Juga: Donald Trump Bakal Hadiri Negosiasi Damai Rusia-Ukraina di Turki
Operasi Claw-Lock sendiri dimulai pada 2022 sebagai bagian dari upaya militer Turki untuk menghancurkan markas dan tempat persembunyian PKK di wilayah Metina, Zap, dan Avasin-Basyan yang berada di utara Irak, dekat perbatasan Turki.
PKK, yang telah melakukan pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah Turki selama lebih dari 40 tahun, telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Ankara. Pada Mei lalu, kelompok tersebut menyatakan pembubaran dan mengakhiri perjuangan bersenjatanya.