Kriminolog UI Duga Kuat Diplomat Kemlu Bunuh Diri, Singgung Penggunaan Obat Tidur

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Jul 2025, 09:22
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Adrianus Meliala dalam Dialog Prime di Nusantara TV. Adrianus Meliala dalam Dialog Prime di Nusantara TV. (YouTube Nusantara TV)

Ntvnews.id, Jakarta - Guru Besar Kriminologi FISIP Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menduga kuat diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang ditemukan tewas dengan kepala terlakban, Arya Daru Pangayunan, meninggal dunia karena bunuh diri. Ia pun mengungkapkan sejumlah alasan.

Hal ini, Adrianus nyatakan dalam acara Dialog Prime di Nusantara TV (NTV), dikutip Sabtu, 12 Juli 2025.

Adrianus awalnya ditanya oleh pembawa acara Nastiti Lestari, soal kemungkinan kecil bahwa Arya meninggal karena bunuh diri. Sebab, biasanya orang yang hendak bunuh diri, memilih mengakhiri nyawanya dengan cara yang sangat mematikan.

Adrianus pun memberikan jawaban.

"Ada metode bunuh diri yang cepat 'macho' yang sering diambil para pria dan ada yang tidak," ujar Adrianus merespons pertanyaan Nastiti.

Menurut dia, Arya diduga kuat bunuh diri. Bunuh diri ini, kata Adrianus dilakukan dengan cara yang cukup unik. Ia pun memaparkan kemungkinan cara bunuh diri yang dilakukan Arya.

"Bahwa upaya untuk mengurangi jalan masuk oksigen itu, itu disertai dengan penggunaan obat itu yang saya duga tuh, obat tidur," tuturnya.

Obat tidur tadi, lanjut Adrianus membuat Arya terlelap. Sehingga, tanpa sadar karena telah tertidur, ia tak lagi bisa menghirup oksigen, lantaran sebelumnya telah memasang lakban di kepala dan sekitar saluran pernapasan.

Menurut Adrianus, cara ini lebih 'halus'.

"Lalu yang bersangkutan tidur, dan sambil tidur dia tidak lagi bisa mengambil napas karena sudah tertutup oleh lakban dan kemudian meninggal tanpa dia sadar," tuturnya.

"Jadi lebih tenang ya dari sisi kematiannya. Mungkin begitu," imbuh Adrianus.

Nastiti lalu kembali bertanya ke Adrianus tentang kemungkinan Arya dibunuh. Pembunuhan ini dilakukan dengan sangat profesional, tingkat tinggi, karena tak meninggalkan jejak sama sekali.

Adrianus pun menjawab bahwa hal itu bisa saja terjadi. Tapi, dugaan itu apabila tak didukung data yang ada, hanyalah menjadi asumsi liar.

"Mungkin saja (dibunuh oleh pembunuh yang tak tinggalkan jejak), tapi saya dalam hal ini mencoba untuk tidak liar ya. Mencoba untuk memakai gaya berpikir reserse konvensional saja," papar Adrianus.

"Kalau ada datanya saya akan berubah pandangan saya (bahwa Arya diduga bunuh diri). Selama belum ada datanya, nggak lah," imbuhnya. 

Apalagi, data di lapangan yang didapat sejauh ini menunjukkan tak ada orang lain selain korban. Ini diketahui dari kamar kos yang hanya bisa dibuka oleh korban, tak ada tanda-tanda perlawanan dan lain sebagainya.

x|close