Ntvnews.id, Jakarta - Atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) asal Riau kecewa dengan Gubernur Riau Abdul Wahid. Sebab, sampai saat ini bonus para atlet tak kunjung diberikan oleh Pemprov Riau.
Sementara di sisi lain, Wahid justru memberikan bantuan biaya pendidikan sebesar Rp 20 juta kepada Rayyan Arkan Dikha (11), bocah viral "aura farming" Pacu Jalur asal Kuantan Singingi (Kuansing), Riau.
Diketahui, hadiah itu diberikan kepada Rayyan karena dianggap berjasa mempromosikan tradisi Pacu Jalur usai gerakannya viral di media sosial. Di samping bonus, Rayyan juga diangkat menjadi Duta Pariwisata Riau.
"Kami senang budaya lokal diapresiasi. Tapi atlet juga berjuang untuk Riau. Ketika kami belum menerima bonus pun, tidak ada pengakuan seperti itu," ujar Puja Sri Syahfitri, atlet senam artistik Riau, dikutip Sabtu, 12 Juli 2025.
Ia menjelaskan, sesuai peraturan gubernur, atlet PON semestinya menerima bonus Rp 300 juta untuk emas, Rp 150 juta untuk perak, dan Rp 75 juta untuk perunggu. Tapi pada kenyataannya, mereka hanya dijanjikan pembayaran sebagian yang hingga kini belum juga dicairkan.
"Kami hanya minta kejelasan, bukan belas kasihan. Apa pemerintah tidak bisa memperlakukan kami setara dengan semangat yang mereka berikan untuk Rayyan?," tuturnya.
Para atlet mengaku sudah bolak-balik ke Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Riau untuk menanyakan bonus, namun tak pernah mendapatkan jawaban pasti. Dalam PON Aceh-Sumut 2024, Riau membawa pulang 11 medali, namun tidak satu pun atletnya diangkat jadi ikon olahraga daerah.
"Kalau yang viral diberi panggung, kenapa yang berprestasi tak diberikan haknya?," kata Puja.