Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan kritik tajam terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin terkait proses perdamaian di Ukraina, serta mengisyaratkan kemungkinan menjatuhkan sanksi baru terhadap Moskow.
"Kami mendapatkan banyak omong kosong yang dilemparkan kepada kami oleh Putin jika Anda ingin tahu yang sebenarnya. Dia sangat baik sepanjang waktu, namun ternyata tidak ada artinya," ujar Trump dalam rapat kabinet di Gedung Putih, seperti dikutip dari AFP, Rabu, 9 Juli 2025.
Trump juga memberikan tanggapan atas rancangan undang-undang yang tengah diajukan di Senat yang berisi usulan pemberlakuan sanksi tambahan terhadap Rusia.
Sebelumnya, Trump turut mengomentari percakapan teleponnya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia menegaskan bahwa tidak ada kemajuan berarti dalam pembicaraan itu terkait konflik Rusia-Ukraina, meskipun mereka berbicara selama satu jam.
Baca Juga: Putin Pecat Menteri Transportasi
Trump mengakui bahwa tidak ada titik terang dari pembicaraan tersebut untuk menghentikan perang di Ukraina. Ia menyebut bahwa Putin tetap kukuh pada tujuan-tujuan konfliknya.
"Itu adalah panggilan telepon yang cukup panjang, kami membicarakan banyak hal termasuk Iran, dan kami juga membicarakan, seperti yang Anda ketahui, perang dengan Ukraina. Dan saya tidak senang dengan itu," kata Trump kepada para jurnalis.
Saat ditanya apakah percakapan itu mendekatkannya pada penyelesaian konflik, Trump menegaskan bahwa tidak ada kemajuan.
"Tidak, saya tidak membuat kemajuan apa pun dengannya sama sekali," katanya.
Baca Juga: Prabowo dan Putin Tukar Cenderamata Berupa Koin dan Keris Khas Bali
Trump menggambarkan pembicaraan tersebut dengan nada pesimistis, dan menyatakan rasa frustrasinya terhadap Putin.
Sementara itu, Presiden Putin melalui pernyataan yang disampaikan oleh ajudan Kremlin, Yuri Ushakov, juga menjelaskan isi pembicaraan tersebut. Ia menyatakan bahwa Rusia tetap berkomitmen pada tujuannya dalam konflik.
"Presiden kami mengatakan bahwa Rusia akan mencapai tujuan yang ditetapkannya, yaitu penghapusan akar penyebab yang menyebabkan keadaan saat ini," ujar Ushakov kepada media.
"Rusia tidak akan menyerah pada tujuan ini," tambahnya.