Ntvnews.id, Kuala Lumpur - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, mengikuti pertemuan Komisi Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ) yang digelar di sela agenda Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) ke-58 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Selasa, 8 Juli 2025.
Pertemuan ini dilaksanakan secara tertutup selama kurang lebih satu jam, dengan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri Malaysia, Datuk Seri Mohamad Hasan, yang saat ini menjabat sebagai Menlu dari negara yang memegang keketuaan ASEAN.
Dalam pernyataannya, Menteri Sugiono menyoroti pentingnya peran ASEAN dalam memastikan kawasan Asia Tenggara tetap terbebas dari senjata nuklir.
"Kita menghadapi lanskap perlucutan senjata global yang mengkhawatirkan. Kontrol senjata berjalan stagnan, persenjataan nuklir justru meningkat, dan komitmen negara pemilik senjata nuklir terhadap NPT (Non-Proliferasi Nuklir) melemah," ujar Menlu Sugiono.
Baca Juga: Kapal Induk Bertenaga Nuklir AS Tiba di Filipina, Kenapa?
Ia menyatakan bahwa keberadaan SEANWFZ harus dilihat tidak hanya sebagai simbol politik, melainkan juga sebagai instrumen konkret dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan.
Sebelum pelaksanaan pertemuan Komisi SEANWFZ, Komite Eksekutif SEANWFZ lebih dahulu menggelar diskusi pada Senin, yang membahas progres pelaksanaan Rencana Aksi Perjanjian Zona Bebas Nuklir ASEAN dan kemungkinan bergabungnya Timor-Leste dalam perjanjian tersebut.
Baca Juga: Presiden Iran Setuju Tak Lagi Kejasama dengan Badan Nuklir PBB
Masuknya Timor-Leste ke dalam perjanjian ini dinilai akan memperluas jangkauan geografis zona bebas senjata nuklir di kawasan Asia Tenggara.
Rangkaian pertemuan Komisi SEANWFZ yang dihadiri oleh seluruh menteri luar negeri ASEAN ditutup dengan sesi pengambilan foto bersama.
Sementara itu, pembukaan resmi pertemuan ke-58 Menteri Luar Negeri ASEAN (AMM) dijadwalkan akan dilakukan langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada hari Rabu, 9 Juli 2025.