A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Maskapai Penerbangan Qantas Kena Serangan Siber, Lebih dari 5 Juta Data Pelanggan Bocor - Ntvnews.id

Maskapai Penerbangan Qantas Kena Serangan Siber, Lebih dari 5 Juta Data Pelanggan Bocor

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Jul 2025, 21:00
thumbnail-author
Devona Rahmadhanty
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Qantas Airlines saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. Qantas Airlines saat tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Maskapai asal Australia, Qantas, mengonfirmasi bahwa serangan siber yang terjadi pada akhir Juni telah mengakibatkan kebocoran data pribadi milik lebih dari 5 juta pelanggan.

Dalam pernyataan resmi pada Rabu, 9 Juli 2025, Qantas mengungkapkan hasil analisis forensik yang menunjukkan bahwa serangan pada 30 Juni menargetkan sistem pihak ketiga yang digunakan oleh pusat layanan pelanggan (call center) di luar negeri, sehingga menyebabkan data 5,7 juta pengguna terekspos.

Dari total 5,7 juta data pelanggan yang terdampak, Qantas merinci bahwa sebanyak 2,8 juta di antaranya mencakup informasi seperti nama, alamat email, dan nomor frequent flyer. Sementara itu, 1,2 juta data lainnya hanya memuat nama dan alamat email. Yang paling mengkhawatirkan, 1,7 juta data sisanya berisi informasi lebih lengkap seperti alamat rumah, tanggal lahir, nomor telepon, hingga preferensi makanan penumpang.

CEO Qantas Group, Vanessa Hudson, menyatakan bahwa pihaknya mulai menghubungi para pelanggan sejak Rabu untuk memberi tahu secara spesifik jenis data pribadi apa saja yang telah terekspos dalam insiden peretasan ini.

Baca juga: Maskapai Qantas Tutup Operasi Penerbangan Intra-Asia

"Sejak insiden tersebut, kami telah menerapkan sejumlah langkah keamanan siber tambahan untuk meningkatkan perlindungan data pelanggan kami, dan terus meninjau apa yang terjadi," katanya.

Qantas pertama kali mengumumkan insiden peretasan ini pada 2 Juli. Beberapa hari kemudian, tepatnya pada Senin, 7 Juli, pihak maskapai mengungkapkan bahwa seorang individu yang mengklaim sebagai peretas telah menghubungi mereka dan mengaku bertanggung jawab atas kebocoran data tersebut.

CEO Vanessa Hudson, dalam pernyataan pada Rabu, menegaskan bahwa Qantas terus menjalin koordinasi intensif dengan Koordinator Keamanan Siber Nasional Australia, Pusat Keamanan Siber Australia, serta Kepolisian Federal Australia untuk menangani kasus ini secara menyeluruh.

Qantas mengimbau seluruh pelanggannya untuk tetap waspada, khususnya terhadap email, telepon, atau pesan mencurigakan yang mengatasnamakan pihak maskapai.

Meski hingga kini belum ada data pribadi dari insiden peretasan yang dipublikasikan, Qantas menegaskan bahwa mereka terus melakukan pemantauan secara intensif, bekerja sama dengan para ahli keamanan siber. 

(Sumber: Antara) 

x|close