A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Trump Kenakan Tarif 15-20 Persen untuk Negara di Luar Daftar - Ntvnews.id

Trump Kenakan Tarif 15-20 Persen untuk Negara di Luar Daftar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Jul 2025, 17:23
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: Reuters) Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. (Foto: Reuters)

Ntvnews.id, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan rencananya untuk menerapkan tarif umum sebesar 15 hingga 20 persen terhadap negara mitra dagang AS, yang tidak masuk dalam daftar 14 negara tarif resiprokal. Ia juga meremehkan kekhawatiran bahwa kebijakan tarif tambahan ini bisa berdampak negatif terhadap pasar saham atau memicu inflasi.

“Kami hanya akan mengatakan semua negara yang tersisa akan membayar, entah itu 20 persen atau 15 persen. Kita akan mengatur itu sekarang,” ujar Trump kepada NBC News, dikutip dari Anadolu, Jumat, 11 Juli 2025.

Saat ini, Trump telah menerapkan tarif global sebesar 10 persen. "Saya pikir tarif ini diterima dengan sangat baik. Pasar saham mencapai rekor tertinggi baru hari ini,” tambahnya.

Baca Juga: Negosiasi Tarif Trump 32 Persen, Airlangga Temui 3 Pejabat Penting AS

Meskipun Indeks S&P 500 memang mencatatkan rekor penutupan tertinggi pada Kamis, hal itu terjadi di tengah periode ketidakstabilan pasar. Ketika Trump mengumumkan tarif global tahap pertama pada 2 April lalu, S&P 500 sempat mencatat penurunan tajam sebesar 20 persen hanya dalam beberapa hari.

Pada hari yang sama, Trump juga menanggapi pernyataan CEO Hasbro, Chris Cocks, yang sebelumnya menyampaikan dalam sebuah podcast CNN bahwa harga mainan di AS bisa melonjak pada akhir tahun, terutama jika tarif impor meningkat.

“Kalau melihat angkanya, inflasi sudah turun,” kata Trump. Ia juga menyebut tidak menerima pemberitahuan dari pihak Hasbro bahwa topik harga akan dibahas dalam acara tersebut.

“Saya tidak tahu. Saya tidak mendengar apa pun tentang Hasbro. Saya tidak peduli dengan harga mereka,” ucapnya, sebelum menambahkan: “Namun, jika mereka membuat mainan mereka di sini, kalau saja mereka membuat mainan mereka di sini, mereka tidak akan mengalami kenaikan harga.”

Terkait konflik Rusia-Ukraina, Trump menyatakan: “Saya kecewa dengan Rusia, tapi kita lihat saja apa yang terjadi dalam beberapa pekan ke depan.”

Baca Juga: Indonesia dan 13 Negara Lainnya Kena Tarif Trump 25-40 Persen

Ia juga menyebutkan bahwa dirinya “akan membuat pernyataan penting tentang Rusia pada Senin,” namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Trump turut mengungkap rincian dari apa yang ia klaim sebagai perjanjian baru antara AS, NATO, dan Ukraina dalam hal bantuan senjata.

“Kita mengirimkan senjata ke NATO, dan NATO membayar 100 persen untuk senjata-senjata itu,” ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa dalam skema ini, AS mengirimkan senjata ke NATO, yang kemudian akan mendistribusikannya ke Ukraina, dan seluruh biaya senjata akan ditanggung NATO.

Trump menegaskan bahwa kesepakatan tersebut disepakati dalam KTT NATO yang berlangsung bulan lalu. “Kami mengirim kirim senjata ke NATO, dan NATO akan mengganti seluruh biaya senjata itu,” katanya.

Belum dapat dipastikan apakah yang dimaksud Trump adalah mekanisme baru di mana negara-negara anggota NATO membeli senjata dari AS untuk dikirimkan ke Ukraina, sehingga AS tidak menanggung beban biaya langsung.

Trump juga melanjutkan pengiriman senjata AS ke Ukraina pekan ini, setelah sebelumnya Departemen Pertahanan AS menunda pengiriman yang seharusnya dilakukan awal bulan, di tengah kondisi Ukraina yang masih dilanda perang.

Penundaan tersebut, yang kabarnya merupakan instruksi dari Menteri Pertahanan Pete Hegseth, mengejutkan sejumlah pejabat dalam pemerintahan Trump, termasuk di Departemen Luar Negeri.

Ketika dimintai tanggapan atas penundaan itu, Trump mengatakan: “Saya tidak tahu apa-apa mengenai itu,” namun menambahkan bahwa Hegseth “melakukan pekerjaan yang hebat.”

x|close