Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan bahwa perjanjian dagang yang berhasil dicapai dengan Indonesia mencakup komitmen pengadaan berbagai komoditas dari Amerika Serikat serta pembukaan menyeluruh pasar Indonesia bagi produk-produk dari Negeri Paman Sam.
“Kesepakatan penting ini membuka SELURUH PASAR Indonesia kepada Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam sejarah,” ujar Trump saat memulai penjelasannya terkait kesepakatan tersebut melalui unggahan di Truth Social yang dipantau dari Jakarta, Rabu.
Trump menyatakan bahwa kesepakatan tersebut diraih setelah dirinya melakukan negosiasi langsung lewat sambungan telepon dengan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Dalam unggahan sebelumnya di Truth Social, ia telah mengumumkan tercapainya "kesepakatan besar dengan RI", meskipun belum menyampaikan rincian lengkapnya.
Baca Juga: Kelakar Trump: Saya Kecewa dengan Putin, Tapi Belum Selesai Dengannya
Menurut Trump, dalam kesepakatan ini Indonesia menyatakan kesediaannya untuk membeli energi dari Amerika Serikat senilai 15 miliar dolar AS dan produk pertanian senilai 4,5 miliar dolar AS. “Untuk pertama kalinya, para peternak, petani, dan nelayan kita akan memiliki akses yang utuh dan total terhadap pasar Indonesia yang mencakup lebih dari 280 juta orang,” lanjutnya.
Trump juga menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk membeli 50 unit pesawat Boeing baru, sebagian besar di antaranya merupakan tipe Boeing 777. Namun, Trump tidak merinci pihak pembeli atau maskapai mana yang terlibat dalam pengadaan tersebut.
Selanjutnya, Trump menginformasikan bahwa Indonesia menyepakati tarif impor sebesar 19 persen untuk seluruh produk yang diekspor ke Amerika Serikat. Di sisi lain, Indonesia juga menjanjikan penghapusan seluruh hambatan tarif maupun non-tarif terhadap barang-barang Amerika yang masuk ke pasar domestiknya.
Trump menambahkan bahwa apabila terdapat produk dari negara ketiga yang memiliki tarif lebih tinggi dan diekspor ke AS melalui Indonesia, maka tarif 19 persen itu akan turut dikenakan.
Ia pun menyampaikan apresiasi kepada rakyat Indonesia atas “persahabatan dan komitmen menyeimbangkan defisit perdagangan AS terhadap Indonesia.”
Baca Juga: Presiden Komisi Eropa Tanggapi Keras Ancaman Tarif Trump: Siap Ambil Langkah Balasan
Sebelumnya, dalam surat resmi berkop Gedung Putih tertanggal 7 Juli 2025, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat tetap akan memberlakukan tarif impor sebesar 32 persen terhadap Indonesia, sesuai dengan tarif resiprokal yang diumumkan sejak April lalu.
Sebagai respons atas surat tersebut, Indonesia segera mengirim Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama tim negosiasi tarif ke Amerika Serikat pada Selasa, 8 Juli 2025.
Dalam pertemuan yang digelar di Washington D.C. pada 9 Juli 2025 bersama Menteri Perdagangan AS dan Kepala Perwakilan Dagang AS (USTR), kedua pihak sepakat untuk menunda pemberlakuan tarif tersebut, guna memberi waktu selama tiga minggu bagi proses penyelesaian lanjutan negosiasi.
Di luar isu tarif, pembahasan antara kedua negara juga mencakup topik hambatan non-tarif, ekonomi digital, serta kerja sama di bidang mineral penting seperti nikel dan tembaga. Pemerintah AS disebut menunjukkan ketertarikan untuk memperkuat kemitraan strategis dengan Indonesia di sektor-sektor tersebut.