Ntvnews.id, Jakarta - Penyakit pneumonia masih menjadi beban kesehatan yang signifikan di Indonesia, terutama pada kelompok usia dewasa, lansia, dan individu dengan kondisi daya tahan tubuh lemah (immunocompromised). Untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini, diperlukan upaya pencegahan yang terintegrasi, salah satunya melalui vaksinasi.
Dalam rangka meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat, Satgas Imunisasi Dewasa dari Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) menyelenggarakan Diskusi Media bertajuk “Perlindungan Populasi Dewasa dari Pneumonia Melalui Vaksinasi” pada 16 Juli 2025 di Jakarta.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pneumonia merupakan penyebab utama kematian akibat penyakit infeksi di dunia, terutama pada anak-anak di bawah lima tahun dan orang dewasa lanjut usia. Di antara penyebabnya, bakteri Streptococcus pneumoniae adalah yang paling sering mengakibatkan rawat inap dan kematian, terutama pada lansia dan orang dengan penyakit penyerta.
Di Indonesia, pneumonia masuk dalam daftar 10 besar penyebab kematian menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, dengan tingkat kematian mencapai 5–7 persen dan bahkan lebih tinggi pada kelompok lansia. WHO telah merekomendasikan vaksinasi pneumokok sebagai intervensi yang sangat efektif untuk menurunkan angka kejadian, rawat inap, dan kematian akibat pneumonia.
Sebagai respons terhadap situasi ini, Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI memperbarui Jadwal Imunisasi Dewasa 2025 yang mencakup rekomendasi vaksinasi pneumokok terbaru untuk memberikan perlindungan terhadap lebih banyak serotipe bakteri penyebab pneumonia.
Namun, salah satu tantangan besar yang masih dihadapi adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi bagi orang dewasa. Banyak orang masih menganggap bahwa vaksinasi hanya dibutuhkan pada masa kanak-kanak, tanpa menyadari bahwa kekebalan tubuh akan menurun seiring bertambahnya usia atau akibat penyakit yang diderita, sehingga perlindungan tambahan tetap diperlukan sepanjang hidup.
Kementerian Kesehatan RI dalam pembukaan diskusi ini juga menekankan pentingnya pendekatan pencegahan yang menyeluruh, melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta vaksinasi, guna menurunkan beban penyakit pneumonia di masyarakat.
Prof. Dr. dr. Samsuridjal Djauzi, Sp.PD, K-AI, FINASIM, selaku Penasihat Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI dan guru besar dalam bidang alergi dan imunologi klinik, menjelaskan pentingnya vaksinasi pada populasi dewasa.
“Vaksinasi menjadi kunci penting dalam memperkuat daya tahan tubuh kelompok dewasa dan lansia terhadap infeksi pneumokok,”ungkap Prof. Samsuridjal.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum PP PAPDI 2025–2028, Dr. dr. Eka Ginanjar, SpPD, K-KV, FINASIM, FACP, FICA, MARS, SH. Ia mengatakan bahwa vaksinasi merupakan langkah preventif yang sangat penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat pneumonia
"Selain mencegah kesakitan dan kematian, vaksinasi juga diyakini mampu menurunkan beban biaya perawatan kesehatan akibat pneumonia khususnya pada kelompok rentan," ujarnya.
Menutup acara diskusi, Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI, Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, menyampaikan pembaruan penting dalam Jadwal Imunisasi Dewasa 2025. Ia menyebut bahwa vaksinasi pneumokok kini direkomendasikan bagi orang dewasa mulai usia 18 tahun.
Jenis vaksin yang tersedia meliputi vaksin pneumokok konjugat dan vaksin pneumokok polisakarida, dengan vaksin konjugat terbaru PCV-20 telah memperoleh izin edar dari BPOM RI pada September 2024 dan kini sudah tersedia di sejumlah rumah sakit di Indonesia.
"Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI terus melakukan kajian dan telaah terhadap perkembangan vaksin-vaksin baru yang tersedia di Indonesia kemudian secara berkala memperbarui Jadwal Imunisasi Dewasa agar tetap relevan dan aplikatif, sehingga dapat memudahkan para tenaga kesehatan dalam menerapkan vaksinasi di praktik klinis sehari-hari," kata dr. Sukamto.
Jadwal terbaru ini dapat diakses oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat umum melalui laman resmi Satgas Imunisasi PAPDI. Dengan bertambahnya jenis vaksin yang direkomendasikan, termasuk PCV-20, diharapkan cakupan perlindungan terhadap pneumonia semakin luas dan mampu mencegah komplikasi berat pada populasi dewasa.