Ntvnews.id, Jakarta - Presiden AS Donald Trump pada Rabu, 16 Juli mengungkapkan rencana ambisius untuk menerapkan tarif impor seragam terhadap lebih dari 150 negara dan wilayah, sebagaimana dilaporkan oleh Politico.
"Semuanya akan sama untuk semua pihak, untuk kelompok itu," ucap Trump kepada wartawan ketika menggelar pembicaraan dengan Putra Mahkota Bahrain Salman bin Hamad Al Khalifa di Gedung Putih, Washington, Kamis, 17 Juli 2025.
Trump menyatakan bahwa negara-negara yang akan terdampak kebijakan tarif seragam ini bukanlah negara besar dan memiliki volume perdagangan yang relatif kecil dengan Amerika Serikat.
Pada April lalu, pemerintahan Trump telah menetapkan tarif dasar sebesar 10 persen bagi negara-negara yang belum menjalin kesepakatan ekonomi bilateral dengan AS.
Baca juga: China Lirik Kesepakatan Tarif Indonesia-AS
Meski sempat mengindikasikan kemungkinan kenaikan tarif hingga 15 atau bahkan 20 persen, Trump belum mengumumkan penyesuaian baru.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengirimkan pemberitahuan resmi kepada sekitar 20 negara, termasuk Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, mengenai rincian tarif yang akan mulai diberlakukan pada 1 Agustus, demikian menurut laporan tersebut.
Langkah ini memicu gelombang negosiasi intensif, karena para mitra dagang berupaya menegosiasikan ketentuan yang lebih menguntungkan. Meski demikian, sejumlah analis dan pengamat tetap meragukan apakah tarif baru tersebut benar-benar akan berlaku tepat waktu, mengingat kekhawatiran atas dampaknya terhadap perekonomian AS dan dinamika politik domestik.
Beberapa negara dan kawasan seperti Swiss dan India, yang pada 2024 tercatat menyumbang lebih dari 3 persen dari defisit perdagangan AS, dilaporkan masih dalam tahap negosiasi dengan Washington meski belum menerima pemberitahuan tarif secara resmi.
Baca juga: Tarif Impor ke AS Turun Jadi 19 Persen, Seskab Teddy: Negosiasi Presiden Prabowo Terbukti Efektif
Trump menyampaikan pernyataan yang bervariasi terkait perundingan dagang antara AS dan India. Di awal, ia menyatakan optimisme dengan mengatakan, "kami akan mencapai (kesepakatan) lain," namun kemudian menambahkan bahwa "kami sudah sangat dekat dengan kesepakatan."
Sementara itu, terkait Jepang, Trump mengonfirmasi bahwa negosiasi masih berjalan, meski ia meragukan kemungkinan tercapainya kesepakatan konkret.
"Saya rasa kami mungkin akan berpegang pada apa yang sudah ditetapkan dengan Jepang," katanya, merujuk pada pemberitahuan tarif yang telah dikeluarkan sebelumnya.
(Sumber: Antara)