A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Polda Jabar Ambil Alih Kasus Tewasnya 3 Orang di Nikahan Anak Dedi Mulyadi - Ntvnews.id

Polda Jabar Ambil Alih Kasus Tewasnya 3 Orang di Nikahan Anak Dedi Mulyadi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Jul 2025, 14:46
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Warga tumbang berebut makan gratis di nikahan anak Dedi Mulyadi Warga tumbang berebut makan gratis di nikahan anak Dedi Mulyadi (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Polda Jawa Barat (Jabar) mengambil alih kasus meninggalnya tiga orang, termasuk anggota Polri, dalam insiden Pesta Rakyat. Pesta yang digelar sebagai rangkaian pernikahan anak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar, dengan Wakil Bupati Garut Luthfianisa Putri Karlina yang juga putri dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoyo di Pendopo Kabupaten Garut, Jawa Barat, Jumat, 18 Juli 2025.

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menjelaskan, pihaknya masih melakukan penyelidikan awal guna mengetahui penyebab utama pada insiden maut di pesta pernikahan itu.

"(Penanganan) Diambil ke polda. Kita masih terus lakukan asistensi terhadap jalannya acara tersebut," ujar Hendra di Bandung, Jawa Barat, Senin, 21 Juli 2025.

Hendra menyatakan, pihak penyelenggara acara atau event organizer (EO), berpotensi diperiksa penyidik Polda Jabar lantaran disebut bertanggung jawab dalam pelaksanaan acara itu.

"Tahapan kami adalah penyelidikan awal. Kalau mempelai kan sudah menyerahkan kepada EO," kata dia.

Baca Juga: Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Tanggung Jawab

Anak Dedi Mulyadi menikah <b>(Instagram @dedimulyadi71/ putri.karlina14)</b> Anak Dedi Mulyadi menikah (Instagram @dedimulyadi71/ putri.karlina14)

Ia pun menjelaskan tragedi itu terjadi berawal dari warga yang berdesakan hendak mengambil makanan gratis yang jumlahnya sekitar 5.000 paket makanan. Sementara massa yang datang hampir dua kali lipat dari jumlah ketersediaan makanan.

"Nah, kronologi awalnya itu, di pendopo itu disiapkan paket makanan gratis. Jumlahnya informasi awal yang kita dapatkan adalah 5.000 pack. Kemudian masyarakat itu mengantre di luar dari pintu-pintu pendopo ini," papar Hendra.

Dalam kejadian itu, tiga orang dilaporkan meninggal dunia dan 30 orang dilarikan ke rumah sakit karena terluka yang diduga saling berdesakan ketika sesi pembagian makanan gratis.

Hendra menjelaskan, sebelum acara dimulai, ribuan warga dari dalam dan luar Kabupaten Garut sudah memadati kawasan pendopo untuk menghadiri berbagai kegiatan yang direncanakan berlangsung hingga malam.

"Antara masyarakat yang boleh masuk dengan masyarakat yang berdatangan dari luar itu lebih banyak masyarakat yang datang dari luar mau masuk tadi itu. Sehingga ketika acara ini hanya dibatasi seberapa, akhirnya dorongan dari dari luar itu sangat deras," tandasnya. (Sumber: Antara)

x|close