Ntvnews.id,
Saat ditemui di Kantor PBNU, Jakarta, Senin, 21 Juli 2025, pria yang akrab disapa Gus Yahya itu menilai bahwa fenomena semacam ini terjadi secara luas di tengah masyarakat Indonesia.
"Saya kira pelajaran dari sini adalah bahwa mari kita sebagai orang tua yang menitipkan anak-anaknya kepada guru, untuk mendapat pendidikan dari guru, kita harus punya apresiasi yang lebih," katanya.
Gus Yahya juga menyoroti kondisi para pengajar Madrasah Diniyah Takmiliyah yang umumnya belum menikmati fasilitas dan tingkat kesejahteraan yang memadai.
Baca Juga: Gus Miftah Kasih Guru Madrasah yang Dituntut Rp25 Juta Motor Baru hingga Umroh
Guru Madrasah Diniyah (Madin), Ahmad Zuhdi (63), yang sempat dituntut denda Rp 25 juta setelah menampar muridnya di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. (Instagram)
Ia pun mengingatkan para pendidik untuk senantiasa meningkatkan keterampilan dalam mengajar serta menghindari potensi masalah dalam proses pendidikan.
"(Hendaknya guru) mengembangkan kemampuan mendidiknya dan menghindari hal-hal yang bisa menjadi masalah, termasuk hal-hal yang dianggap sebagai perundungan atau kekerasan dan lain sebagainya," ujar Gus Yahya.
Kasus ini berawal dari seorang guru Madrasah Diniyah Takmiliyah berinisial AZ di Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Ia mengungkap bahwa dirinya dimintai uang damai sebesar Rp25 juta setelah menegur seorang siswa.
Dalam penuturannya, kejadian itu bermula saat AZ tengah mengajar di kelasnya, sementara dari ruang kelas lain terdapat siswa yang saling melempar sandal hingga mengenai pecinya.
"Saya memberikan peringatan apabila tidak ada yang mengaku akan saya bawa ke kantor. Kemudian para siswa ini menunjuk (salah satu) siswa ini. Lalu saya keplak (tampar), itu menampar mendidik, tidak ada 30 tahun menampar sampai gosong atau luka tidak ada, tidak pernah," ucap AZ.
Baca Juga: Viral Guru Madrasah Dituntut Rp25 Juta oleh Wali Murid, Terpaksa Jual Motor Demi Penuhi Tuntutan
Menanggapi kejadian ini, Menteri Agama Republik Indonesia Nasaruddin Umar memberikan apresiasi terhadap peran penting para ustaz dan ustazah di Madrasah Diniyah Takmiliyah yang tersebar di seluruh Indonesia, yang jumlahnya mencapai lebih dari 107 ribu titik.
Ia menekankan pentingnya peningkatan kesejahteraan bagi para pendidik tersebut, mengingat mereka telah membina lebih dari 3,2 juta santri dan berkontribusi besar dalam pembentukan karakter anak-anak bangsa.
"Mulai tahun depan kita akan melakukan perubahan. Ini tidak boleh menzalimi mereka (ustaz di Madrasah Diniyah Takmiliyah), karena mereka-mereka inilah sebetulnya yang disebut tidak populer di bumi, tapi artis di langit." tutur Nasaruddin Umar (19-7-2025). (Sumber: Antara)