Ntvnews.id, Jakarta - Guna menggerakkan roda perekonomian khususnya di daerah pelosok, pedalaman hutan dan pegunungan Papua, pasukan Komando Operasi (Koops) Habema menggelar kegiatan Borong Hasil Tani (Rosita) masyarakat, yang selama ini belum dapat menembus pasar Papua.
Panglima Koops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto mengatakan, kegiatan Rosita yang dilakukan prajurit TNI di posko-posko keamanan yang tersebar di Papua, bukan sekadar transaksi ekonomi, melainkan bentuk nyata solidaritas serta upaya penguatan ekonomi rakyat kecil dan daerah tertinggal di Papua.
“Setiap weekend atau hari-hari tertentu, kita rutin jalankan kegiatan Rosita. Minggu ini, hasil pertanian masyarakat Desa Mbua, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, diborong habis oleh Satgas Yonif 400/Banteng Raiders,” ujar Lucky, Senin, 21 Juli 2025.
Bukan hanya di Nduga, lanjut Lucky, kegiatan Rosita juga digelar pasukan Koops Habema di Kabupaten Yahukimo, Puncak Jaya, Intan Jaya, Maybrat, Beoga, Puncak dan Sinak.
Meski hampir sebagaian besar daerah tersebut sempat disebut sebagai zona perang milisi oleh kelompok sparatis Organisasi Papua Merdeka (OPM), Lucky memastikan kegiatan Rosita hingga saat ini terus berjalan dengan aman.
Peraih Adhi Makayasa Akademi Militer pada tahun 1996 ini mengungkapkan, jika keikutsertaan aktif Koops Habema dalam kegiatan Rosita, adalah wujud nyata dari misi sesungguhnya yang diberikan negara kepada TNI, yang jauh lebih luas.
Bukan hanya menegakkan, menjaga keutuhan dan kedaulatan negara, serta melindungi segenap bangsa dari segala bentuk ancaman luar, Lucky memastikan setiap prajurit TNI juga berperan sebagai motor pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah tertinggal dan masyarakat Papua.
“Dalam perspektif ini, setiap insan Koops Habema di lapangan, sudah tentu memahami ‘khitahnya’ sebagai akselerator motor ekonomi rakyat kecil di Papua. Harapan kami cuma satu, para petani terus termotivasi untuk mengembangkan hasil pertaniannya,” tutur Lucky.
Lucky pun mengaku selalu ikut kegiatan Rosita bersama prajuit TNI lainnya, kala mengunjungi posko keamanan TNI.
Produk hasil pertanian yang biasa ditanam dan diperjual-belikan masyarakat Papua antara lain, berbagai jenis umbi-umbian, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayur mayur.
“Satu hal yang pasti, semua hasil pertanian masyarakat Papua itu organik sehingga sangat sehat untuk dikonsumsi. Karena tanahnya subur, masyarakat disini tidak pernah menggunakan obat-obatan atau bahan kimia pada tanaman yang ditanamnya,” jelas Lucky.
Sebelum ada kegiatan Rosita, Lucky menuturkan sering kali mendengar kegundahan masyarakat Papua, yang kebingungan menjual hasil produk pertanian mereka.
Prajurit TNI memborong hasil tani masyarakat Papua melalui program Rosita.
Apalagi pegunungan di Papua memiliki topografi yang sangat bervariasi, mulai dari dataran rendah berawa hingga dataran tinggi dengan hutan hujan tropis, di mana rangkaian pegunungan tinggi membujur sepanjang 650 km di bagian tengah pulau, sehingga sangat menyulitkan masyarakat untuk membawa atau memasarkan hasil pertaniannya.
“Dulu sebelum ada Rosita, hasil pertanian melimpah namun tidak banyak pembelinya. Lama-kelamaan (sayur) jadi busuk dan akhirnya dijadikan pakan ternak,” ungkap Lucky.
“Dengan kegiatan Rosita, insya Allah lambat laun dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan di sisi lain, prajurit kita pasti semakin sehat dengan makanan yang bahan bakunya dari hasil pertanian masyarakat Papua,” tandas Lucky.