Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menggagas wacana perluasan jalur LRT Jakarta hingga kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat.
Langkah ini diambil demi meningkatkan konektivitas dan kemudahan akses transportasi publik bagi warga ibu kota. Namun, proyek ambisius ini membutuhkan dana besar, yakni sekitar Rp2 triliun.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menyebutkan bahwa rencana penyambungan jalur dari Stasiun Manggarai ke Dukuh Atas akan menjadi langkah strategis untuk mendukung integrasi antarmoda transportasi di Jakarta.
"Kalau dari Manggarai sampai dengan Dukuh Atas itu kurang lebih perlu biaya Rp2 triliun ," kata Pramono saat ditemui di kawasan Jakarta Utara, Kamis, 24 Juli 2025.
Saat ini, proyek pembangunan LRT Jakarta fase 1B yang membentang dari Stasiun Velodrome ke Manggarai telah berjalan dengan alokasi dana sebesar Rp4,1 triliun yang bersumber dari APBD DKI Jakarta.
Pramono Anung (NTVNews.id/ Adiansyah)
Baca Juga: Pramono Resmikan Penamaan Baru Stasiun LRT Boulevard Utara
Pramono menegaskan bahwa proyek ini bukan hanya soal infrastruktur, melainkan bagian dari solusi jangka panjang
Saat ini, jumlah pengguna LRT Jakarta masih berkisar 5.000 penumpang per hari, terbatas pada rute Stasiun Pegangsaan Dua hingga Velodrome. Namun, angka ini diprediksi melonjak signifikan setelah LRT terhubung ke Manggarai, salah satu simpul transportasi utama di ibu kota.
Menurut Pramono Anung, jika jalur LRT berhasil sampai ke Manggarai, jumlah penumpang harian diperkirakan bisa menyentuh angka 70 ribu berkat integrasi dengan moda lain seperti KRL Commuter Line dan Transjakarta.
"Kami meyakini kalau sudah sampai dengan Manggarai, karena ini akan terkoneksi dengan moda transport lainnya, apakah itu KRL dan sebagainya, dan tentunya juga Transjakarta, diperkirakan bisa per harinya sampai dengan 70 ribu," ucap Pramono.
Diperkirakan jumlah penumpang bakal lebih meningkat lagi kalau kemudian KRL sampai dengan Dukuh Atas. Kalau sampai Dukuh Atas, maka per harinya itu bisa sampai dengan 100 ribu.