Menteri Perdagangan Yakin Ekspor RI ke AS Tetap Tumbuh Meski Ada Tarif Baru

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Agu 2025, 13:24
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025. Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso ditemui di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menyatakan keyakinannya bahwa ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) akan tetap menunjukkan tren positif, meskipun mulai 7 Agustus 2025 diberlakukan tarif impor sebesar 19 persen.

Budi menjelaskan bahwa posisi Indonesia saat ini lebih unggul dibandingkan dengan sejumlah negara lain, terutama karena besaran tarif tersebut dinilai masih lebih rendah dibandingkan dengan tarif yang dikenakan terhadap negara pesaing.

"Kita optimis kalau pasar Amerika tetap bergairah, berarti kita semakin mudah masuk ke sana. Karena kita bersaingnya, start-nya itu tidak mulai dari nol. Kita selangkah lebih maju dibanding negara yang lain," ujar Budi di Jakarta, Rabu, 6 Agustus 2025.

Baca Juga: Airlangga Bertemu Menteri Perdagangan AS Bahas Negosiasi Tarif, AS Siap Tindak Lanjut

Ia menambahkan bahwa selama ini Indonesia bersaing di pasar Amerika Serikat dengan negara lain melalui skema Most Favoured Nation (MFN), yaitu perlakuan tarif yang sama untuk seluruh anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Dengan kata lain, tarif yang dikenakan terhadap Indonesia sejauh ini juga berlaku sama untuk negara-negara lain.

Lebih lanjut, Budi menyebutkan bahwa penerapan tarif secara resiprokal justru memberikan peluang bagi Indonesia karena tarif yang dikenakan lebih rendah dibandingkan dengan negara seperti Brasil, Kanada, kawasan Eropa, dan India.

"Nah sekarang kan kalau MFN kan hampir sama tarifnya. Sekarang resiprokal kan tarifnya, kita lebih dapat yang rendah, sehingga harapan kita semakin mudah. Sebenarnya itu kesempatan yang besar masuk ke Amerika," jelasnya.

Baca Juga: Menteri Perdagangan Selandia Baru Mundur Gegara Diadukan Pelecehan, Tangan Menteri Diletakan di Lengan Korban

Untuk itu, ia mengimbau seluruh pelaku usaha nasional agar dapat memanfaatkan peluang tersebut secara maksimal dan mengoptimalkan utilisasi yang tersedia.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Amerika Serikat tercatat sebagai negara dengan kontribusi surplus neraca perdagangan terbesar bagi Indonesia, dengan nilai mencapai 9,92 miliar dolar AS pada periode Januari hingga Juni 2025.

Dari sisi ekspor, Amerika Serikat menempati posisi kedua sebagai mitra dagang terbesar Indonesia, dengan nilai ekspor sebesar 14,79 miliar dolar AS dalam periode yang sama.

Tiga komoditas utama penyumbang ekspor ke AS meliputi: mesin serta perlengkapan elektrik senilai 2,80 miliar dolar AS, produk alas kaki sebesar 1,29 miliar dolar AS, dan pakaian serta aksesori rajutan senilai 1,28 miliar dolar AS.

Baca Juga: Pemilihan Abang None Jakarta 2025 Diikuti 36 Peserta

Secara keseluruhan, nilai ekspor Indonesia pada Januari hingga Juni 2025 mengalami peningkatan sebesar 20,71 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

(Sumber: Antara)

x|close