Ntvnews.id, Jakarta - Pameran Indo Water, Indo Waste & Recycling, Indo Renergy & Electric, Indonesia International Smart City 2025 Expo & Forum yang telah berlangsung sejak kemarin, terus menarik antusias berbagai pihak dari kalangan industri, akademisi, dan pemerintah.
Pada penyelenggaraan di hari kedua ini, Wakil Menteri Lingkungan Hidup (Wamen LH), Diaz Faisal Malik Hendropriyono, hadir dalam pembukaan kegiatan "2nd ASEAN Recycling Summit 2025".
Kegiatan ini merupakan forum diskusi bagi negara-negara di kawasan ASEAN yang berkomitmen dalam pengelolaan limbah dan daur ulang.
Dalam sambutannya, Wakil Menteri Lingkungan Hidup menekankan pentingnya kolaborasi regional dalam menghadapi tantangan pengelolaan limbah di Indonesia.
"Kami menyambut baik acara ini. Pameran seperti ini sejalan dengan target yang diberikan kepada kami dari Bapak Presiden Prabowo, yaitu soal pengolahan sampah tahun 2025 ini sebanyak 50% dan 100% tahun 2029 semua sampah harus terkelola," ungkap Diaz Faisal.
Kementerian Lingkungan Hidup juga berusaha maksimal dalam mencapai target ambisius Indonesia untuk mengurangi limbah plastik hingga 50% pada tahun 2025, dan mengajak seluruh negara ASEAN untuk bersinergi dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Teknologi-teknologi di sini bisa memberikan solusi kepada pemerintah daerah, kepada pengelola TPA dan kepada kita semua yang butuh solusi bagaimana mengelola sampah karena membuang sampah sekarang sudah tidak semudah dulu lagi. Harapannya kita benar-benar bisa mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan inovasi-inovasi yang bisa membangun dan membawa kesejahteraan rakyat," tambah Diaz.
Ia juga menegaskan bahwa Indonesia harus segera menuntaskan pengelolaan sampah dengan inovasi teknologi yang ada di pameran ini.
"Kita harus tuntaskan permasalahan pengelolaan sampah ini, harus kita ketatkan supaya Indonesia benar-benar bersih. Karena kita harus wujudkan sebagaimana UUD Pasal 28H Ayat 1, setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat,” ucapnya.
Selain memberikan sambutan, Wakil Menteri Lingkungan Hidup juga melakukan tour visit ke booth pameran.
Diaz juga menilai bahwa pameran ini seharusnya menjadi agenda wajib bagi para pemerintah daerah (pemda) untuk jadi inspirasi dan menemukan solusi soal pengelolaan sampah di Indonesia.
"Sebenarnya pameran seperti ini sangat cocok untuk dihadiri oleh bupati hingga wali kota dari berbagai daerah agar tidak mendapat gelar kota kotor saat penilaian Desember nanti," tuturnya.
Wamen Diaz saat meninjau pameran.
Sementara itu, Lisa Rusli selaku perwakilan dari PT Napindo Media Ashatama selaku penyelenggara pameran menjelaskan, forum ini menjadi wadah yang luar biasa di mana pakar ternama, para pemimpin visioner dan penggerak perubahan berpengaruh berkumpul untuk mendefinisikan kembali masa depan industri daur ulang di Asia Tenggara.
"Mulai dari penasihat kebijakan tingkat global hingga para inovator terdepan setiap pembicara akan berbagi wawasan untuk memperkuat komitmen kita bersama," kata dia.
Lisa juga menekankan bahwa pameran tahun ini menampilkan teknologi-teknologi terdepan yang dapat diadopsi oleh negara-negara ASEAN untuk meningkatkan efisiensi sistem daur ulang dan pengelolaan limbah.
Di samping itu, asosiasi yang bergabung dalam giat ini turut mengapresiasi komitmen pemerintah dalam mendukung pengembangan industri hijau melalui berbagai kebijakan dan insentif yang mendorong investasi di sektor daur ulang.
"Forum tahun ini hadir dengan semangat yang lebih besar. Mulai dari tema, topik, dan diskusi yang diangkat akan menyentuh inti dari tantangan dan peluang yang kita hadapi saat ini, seperti inovasi teknologi, pembiayaan sirkular, hingga penguatan kemitraan lintas sektor," ungkap Christine Halim, Ketua Umum ADUPI.
Terlaksananya forum ini diharapkan dapat menjadi upaya bagi transformasi industri daur ulang di kawasan ASEAN.
"Harapannya kita dapat mendorong solusi konkret dalam pengelolaan limbah dan mempercepat langkah menuju ekonomi sirkular yang berkelanjutan. Terima kasih dan mari kita jadikan forum ini sebagai momen bersejarah dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan bagi kawasan kita," tutup Lisa.