Ntvnews.id, Pyongyang - Korea Utara (Korut) membantah klaim militer Korea Selatan (Korsel) yang menyebut Pyongyang telah mencabut pengeras suara propaganda di sepanjang perbatasan. Korut menegaskan bahwa pengeras suara itu tidak akan pernah dicopot.
"Kami tidak pernah mencopot pengeras suara yang terpasang di wilayah perbatasan dan tidak bersedia mencopotnya," ujar Kim Yo Jong, adik pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seperti dikutip KCNA yang dilansir dari AFP, Jumat, 15 Agustus 2025.
Kim Yo Jong menilai upaya Korsel untuk 'meredakan ketegangan' melalui kabar pencopotan pengeras suara propaganda hanyalah langkah sia-sia. Menurutnya, hubungan kedua negara akan tetap berada pada kondisi seperti sekarang.
"Baru-baru ini, Korea Selatan telah mencoba menyesatkan opini publik dengan mengatakan bahwa 'tindakan niat baik' dan 'kebijakan peredaan'-nya mendapat respons, serta menciptakan opini publik bahwa hubungan DPRK-Korea Selatan sedang 'dipulihkan'," katanya.
Baca Juga: Presiden Korsel dan Trump Bakal Bertemu Bulan Ini
"Kami telah mengklarifikasi pada beberapa kesempatan bahwa kami tidak memiliki keinginan untuk memperbaiki hubungan dengan Korea Selatan, dan pendirian serta sudut pandang yang konklusif ini akan ditetapkan dalam konstitusi kami di masa mendatang," lanjutnya.
Sejak dilantik pada Juni lalu, Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung berjanji untuk mendekati Korea Utara yang memiliki senjata nuklir dan mengupayakan dialog tanpa prasyarat, berbeda dengan pendekatan keras kepala pendahulunya.
Korsel selama ini menyiarkan musik K-pop dan berita keras-keras ke wilayah Korut sebagai respons terhadap siaran suara aneh dan mengganggu yang dilakukan Pyongyang di perbatasan, yang mengganggu warga lokal Korsel.
Beberapa waktu lalu, militer Korsel melaporkan bahwa kedua negara menghentikan siaran propaganda di zona demiliterisasi. Kementerian Pertahanan Korsel pada 5 Agustus menyatakan telah mulai mencabut pengeras suara di sisi mereka sebagai "langkah praktis yang bertujuan untuk membantu meredakan ketegangan dengan Korea Utara".
Baca Juga: Mantan Presiden Korsel Diduga Kirim Drone ke Negara Tetangganya
Menanggapi hal tersebut, Kim Yo Jong mengatakan tidak mempermasalahkan langkah Korsel itu dan menegaskan kondisi hubungan kedua negara tidak akan berubah.
"Terlepas dari apakah Korea Selatan menarik pengeras suaranya atau tidak, menghentikan siaran atau tidak, menunda latihan militernya atau tidak, dan mengurangi skalanya atau tidak, kami tidak peduli dan tidak tertarik pada mereka," tegas Kim.
"Saya yakin bahwa kebijakan Seoul terhadap DPRK tetap tidak berubah dan tidak akan pernah berubah," tambahnya.
Hingga kini, kedua negara masih secara teknis berada dalam status perang karena Perang Korea 1950-1953 berakhir hanya dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai.