Ntvnews.id, Singapura - Dua atlet renang Italia, Benedetta Pilato dan Chiara Tarantino, dilarang masuk ke Singapura setelah ditangkap karena kasus pencurian di Bandara Changi pada 14 Agustus lalu.
Dilansir dari Straits Times, Senin, 8 September 205, kepolisian mengonfirmasi bahwa keduanya telah menerima peringatan bersyarat selama 12 bulan.
Sebagai prosedur standar bagi warga negara asing yang ditangkap, pihak kepolisian telah memberi tahu Kedutaan Besar Italia di Singapura agar memberikan bantuan konsuler.
Setelah meninjau fakta dan berkonsultasi dengan Kejaksaan Agung, otoritas Singapura memutuskan melarang Pilato dan Tarantino melakukan pelanggaran lebih lanjut selama masa peringatan. Mereka juga telah meninggalkan Singapura dan dipastikan tidak bisa kembali masuk.
Baca Juga: Puluhan Jamaah Terlantar di Bandara Changi Singapura, Diduga Travel Umrah Jadi Biang Keroknya
Media Italia melaporkan pada 29 Agustus bahwa insiden itu terjadi usai keduanya kembali dari liburan di Bali sebelum terbang pulang ke Italia. Tarantino disebut terekam kamera pengawas saat memasukkan parfum ke dalam koper milik Pilato.
Federasi Renang Italia mengecam tindakan kedua atletnya tersebut. Direktur komunikasi federasi, Francesco Passariello, menyatakan pihaknya membuka penyelidikan internal yang berpotensi berujung pada sanksi disipliner. Pelatih kepala tim nasional Italia, Cesare Butini, juga mengecam keras.
"Sangat mengecewakan atas perilaku yang tidak membantu siapa pun dan tentu saja merusak olahraga ini secara umum," ujarnya seperti dikutip La Repubblica pada 31 Agustus.
Baca Juga: Antrean Panjang dan Kekacauan di Bandara Changi Singapura, Server Down?
Di tengah sorotan, Tarantino (22) memilih menonaktifkan akun media sosialnya. Sementara Pilato (20), yang meraih medali perunggu 50m gaya dada di Singapura, mengunggah klarifikasi panjang di Instagram pada 29 Agustus.
"Sayangnya, saya secara tidak langsung terlibat dalam insiden tidak menyenangkan yang ditangani oleh otoritas bandara Singapura. Saya tidak pernah bermaksud melakukan tindakan yang tidak pantas," tulisnya.
"Pada hari-hari yang seharusnya menjadi hari istirahat dan relaksasi mental, saya justru mengalami masa-masa sulit, jauh dari rumah, di luar kendali saya, tetapi sangat memengaruhi saya secara manusiawi. Untungnya, masalah ini diselesaikan dalam beberapa jam, tanpa implikasi apa pun, sebagian berkat transparansi saya yang maksimal kepada otoritas bandara itu sendiri." tambahnya.