Ntvnews.id, Washington DC -Para anggota Parlemen Amerika Serikat (AS) mengajukan sejumlah syarat yang harus dipenuhi Turki jika ingin melanjutkan pembelian jet tempur siluman F-35. Salah satunya, Ankara diminta menghentikan dukungan terhadap kelompok perlawanan Palestina, Hamas, serta faksi-faksinya.
Dilansir dari Middle East Monitor, Kamis, 11 September 2025, syarat tersebut tercantum dalam rancangan amandemen Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional (NDAA) 2026. Selain menghentikan dukungan terhadap Hamas, Ankara juga dituntut tidak menimbulkan ancaman bagi Israel dan berhenti menjalin kerja sama dengan negara-negara yang dianggap musuh Washington, seperti Rusia, China, dan Korea Utara.
Para anggota Parlemen yang mendorong amandemen ini mengungkapkan sejumlah kekhawatiran, mulai dari pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Turki, pelanggaran berulang atas wilayah udara Yunani, hingga perselisihan terkait Siprus Utara.
Baca Juga: Turki Buat Kebijakan Warga Israel ‘Susah’ ke Mana-mana
Gus Bilirakis dari Partai Republik dan Brad Schneider dari Partai Demokrat menegaskan, amandemen yang diajukan akan melarang penjualan F-35 ke Ankara kecuali Gedung Putih bisa memastikan bahwa Turki tidak "secara substansial mendukung Hamas atau salah satu faksinya."
Selain itu, amandemen lain mengharuskan Departemen Luar Negeri, Pertahanan, dan Keuangan AS melakukan investigasi komprehensif dan melaporkan hasilnya ke Kongres. Laporan tersebut akan mengulas kemungkinan Turki menyembunyikan anggota Hamas atau aset keuangannya, serta apakah pejabat Hamas diizinkan beroperasi dari wilayahnya.
Menurut Middle East Monitor, laporan yang harus disampaikan dalam waktu 180 hari itu juga akan menilai risiko keamanan bagi AS dan sekutunya, aktivitas milisi seperti Hamas, Hizbullah, dan Garda Revolusi Iran, rekam jejak terorisme, ancaman terhadap personel serta pangkalan AS, hingga tanggapan Turki atas ancaman tersebut.
Baca Juga: Inggris Puji Keberadaan Turki di Konflik Iran-Israel
Turki sendiri telah dikeluarkan dari program F-35 sejak 2019 akibat pembelian sistem S-400 Rusia. Meski Ankara berulang kali menuntut agar diterima kembali, Kongres AS terus menekan agar pengembalian itu disertai jaminan politik dan keamanan yang ketat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan telah mendesak Washington untuk menghentikan transfer F-35 ke Turki. Namun, pemerintahan Presiden Donald Trump menilai berbeda.
Duta Besar AS untuk Turki, Thomas Barrack, menyebut Ankara "sangat kooperatif," serta menekankan bahwa Washington bersama Qatar telah menggunakan Turki sebagai jalur belakang dalam diplomasi terkait Hamas. Jika disahkan, amandemen ini berpotensi secara permanen memutus akses Ankara terhadap jet tempur F-35.