Ntvnews.id, Amerika Serikat - Aktivis Charlie Kirk meninggal dunia setelah ditembak saat menjadi pembicara di sebuah acara di universitas di Utah, Rabu, 10 September 2025 waktu setempat. Charlie ditembak saat sedang berbicara di atas panggung. Hingga saat ini, FBI dan polisi masih memburu pelaku penembakan tersebut.
Lantas, siapa Charlie Kirk?
Bagi banyak anak muda yang berada di sayap kanan politik Amerika Serikat, Charlie Kirk adalah seorang ikon. Ia berusia 31 tahun, dikenal sebagai figur media, podcaster, penulis, sekaligus pendiri organisasi nirlaba Turning Point USA.
Baca Juga: Aktivis Konservatif Charlie Kirk Tewas Ditembak di Universitas Utah Valley
Organisasi ini mendorong politik konservatif di sekolah, perguruan tinggi, dan kampus universitas. Turning Point USA bahkan digambarkan sebagai salah satu organisasi dengan pertumbuhan tercepat di Amerika. Kirk memiliki basis pengikut besar, dengan podcast miliknya secara konsisten menembus 20 besar.
Dilansir dari Sky News, Kamis, 11 September 2025, “The Charlie Kirk Show” diunduh 500.000 hingga 750.000 kali setiap harinya. Podcast tersebut juga rutin masuk peringkat atas di Spotify dan Apple. Di media sosial, jumlah pengikut Kirk sangat besar: lebih dari 7,3 juta di TikTok, tujuh juta di Instagram, lima juta di X, dan 3,5 juta di YouTube.
Sebagai aktivis politik populer, ia menghabiskan banyak waktunya berkeliling kampus di seluruh negeri, mendorong perdebatan dan mempromosikan nilai-nilai konservatif. Ia juga merupakan pendukung kuat Presiden Trump dan sering dianggap sebagai juru bicara MAGA bagi generasi muda di seluruh Amerika.
Baca Juga: Detik-Detik Aktivis Pro-Trump, Charlie Kirk Tewas Ditembak Saat Jadi Pembicara di Kampus
Kirk secara terbuka mengampanyekan berbagai isu konservatif yang sejalan dengan Trump dan kerap berdebat dengan orang-orang yang menentang pandangannya.
Lahir di Chicago pada 1993, ketertarikan Kirk pada dunia politik muncul sejak dini. Saat masih sekolah menengah, ia sudah menjadi relawan dalam kampanye Senat AS untuk kandidat Partai Republik asal Illinois, Mark Kirk (tidak ada hubungan keluarga).
Namun, ia juga kerap dituduh oleh para pengkritiknya karena menyebarkan informasi keliru dan teori konspirasi terkait isu-isu seperti COVID-19, perubahan iklim, hingga pemilu AS 2020.
Baca Juga: FBI Masih Buru Pelaku Penembakan Aktivis AS Charlie Kirk
Menanggapi kerusuhan 6 Januari 2021 di Capitol Hill, Kirk berkata bahwa “itu bukanlah sebuah pemberontakan” dan menekankan bahwa para perusuh “tidak mewakili arus utama dari dukungan kepada Trump.”
Sehari sebelum kerusuhan tersebut, dalam mendukung keyakinannya bahwa pemilu telah dicurangi, ia menulis di X bahwa dirinya sedang mengorganisir “bus-bus berisi patriot” ke Washington untuk “berjuang demi presiden.”
Dengan basis pengikut yang begitu besar di kalangan anak muda Amerika, kematiannya menimbulkan pertanyaan serius tentang arah politik negara itu. Apakah ini akan menjadi momentum yang menyatukan orang, atau justru memperdalam jurang perpecahan secara berbahaya?