Ntvnews.id, Jakarta - Tim Ekspedisi Patriot yang hadir di Tanah Miring, Papua Selatan, memantau langsung kehidupan para transmigran. Dari pengamatan, tim menyaksikan para transmigran bersama masyarakat lokal mampu membangun kehidupan yang stabil dan mandiri. Mulai dari pemanfaatan lahan hingga terciptanya kebersamaan sosial yang kuat.
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman menekankan bahwa transmigrasi bukan sekadar pemindahan penduduk, melainkan membuka ruang baru bagi masyarakat untuk berkembang, menciptakan peluang ekonomi, dan berkontribusi pada kemajuan daerah serta pemerataan pembangunan di Indonesia.
Dalam kunjungan lapangan, tim mendapatkan cerita hangat dari para transmigran. Bu Yadi, transmigran asal Blora, Jawa Tengah, menceritakan hal tersebut.
Baca Juga: Mentrans Iftitah Tegaskan Transmigrasi Difokuskan pada Pembangunan Ekosistem Sejahtera
Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanagara
"Kelapa menghijau di Tanah Miring Monggo, menikau tenjadah, kalian teh anget," kata Bu Yadi, sambil menyambut tim dengan jadah goreng dan mendut di pagi hari.
Ia juga bercerita tentang kehidupan sehari-hari, memperbaiki pintu rumah, menanam sayuran, memelihara itik dan angsa, serta menjaga hubungan harmonis dengan tetangga.
Yadi sang suami menambahkan filosofi hidupnya yang sederhana "Kulon ikuti yang mendeso, boten gateh nopo-nopo," yang menggambarkan ketekunan dan semangat transmigran dalam membangun komunitas yang mandiri dan harmonis.
Tanah Miring Papua Selatan kini menjadi homeland baru yang tidak hanya memberi kehidupan lebih baik bagi para transmigran, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat lokal dan pembangunan daerah.