Ntvnews.id, Jakarta - Rombongan Indonesia yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla (GSF) memutuskan mundur dari misi kapal bantuan kemanusiaan ke Gaza dan memilih kembali ke Tanah Air.
Keputusan tersebut diumumkan oleh Global Peace Convoy (GPC) Indonesia melalui unggahan di akun Instagram resmi mereka.
"Selama hampir dua pekan di Tunisia, peserta GPC Indonesia aktif mengikuti pelatihan, berkoordinasi lintas negara, serta menyiapkan berbagai hal untuk pelayaran. Namun, perjalanan besar ini menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks," tulis GPC Indonesia dalam pernyataannya.
Dalam unggahan itu disebutkan beberapa kendala, di antaranya kondisi teknis kapal yang belum layak menempuh pelayaran jauh untuk menembus blokade Gaza. Faktor cuaca ekstrem juga memperburuk keadaan dengan menyebabkan kerusakan pada sejumlah kapal, termasuk armada GSF asal Spanyol yang sempat singgah di Tunisia.
Baca Juga: Panglima TNI Kirim Pasukan Terpilih Bantu Penyaluran Makanan di Tengah Gempuran Rudal Israel di Gaza
Selain itu, jumlah kapal siap layar semakin berkurang, sementara jumlah peserta terus bertambah. Akibatnya, Steering Committee Global Sumud Flotilla (SC GSF) memutuskan untuk mengurangi peserta sesuai ketersediaan kapal.
Dengan kondisi tersebut, GPC Indonesia memilih mundur dari misi ini dan memberikan jatah kursinya kepada peserta internasional lainnya.
"Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk lebih menjamin kesuksesan misi Global Sumud Flotilla yang terus diperjuangkan bersama," lanjut GPC dalam keterangannya.
Baca Juga: Protes Keras Warga Israel dalam Serangan Militernya ke Gaza
Meski mundur, GPC Indonesia menegaskan tetap berkomitmen mendukung misi kemanusiaan maritim terbesar dalam sejarah itu. Dukungan diberikan melalui pengiriman 30 anak bangsa terbaik yang sudah dipersiapkan secara fisik untuk bergabung.
Tak hanya itu, Indonesia juga menyumbangkan lima kapal guna memperkuat armada Global Sumud Flotilla.
"Memberikan bantuan akomodasi bagi para peserta internasional selama di Tunisia," tulis GPC menambahkan.