Jika harakat sebelumnya fathah atau dhommah, maka Ra dibaca tebal (tafkhim).
Jika harakat sebelumnya kasrah, maka Ra dibaca tipis (tarqiq).
Contoh:
?????? (Fajr) - Tafkhim karena sebelumnya fathah.
?????? (Shi’r) - Tarqiq karena sebelumnya kasrah.
5. Pengecualian
Ada beberapa kondisi khusus dimana hukum bacaan Ra tidak mengikuti kaidah umum, seperti dalam kasus Ra yang diikuti oleh huruf tertentu yang mempengaruhi cara bacanya, atau dalam keadaan waqaf (berhenti pada Ra).