Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance pada Minggu, 28 September 2025 menyampaikan bahwa Gedung Putih tengah menimbang rencana agar sekutu NATO di Eropa membeli rudal jelajah Tomahawk buatan AS dan kemudian mengirimkannya ke Ukraina. Namun, keputusan akhir tetap berada di tangan Presiden AS Donald Trump.
"Saya tahu bahwa sedang ada pembicaraan saat ini juga terkait isu tersebut," ujar Vance dalam wawancara dengan Fox News.
"Kami sedang mempertimbangkannya," tambahnya. "Kami tentu saja melihat sejumlah permintaan dari pihak Eropa."
Ketika ditanya mengenai pandangannya apakah ia pribadi merasa nyaman dengan Ukraina menerima rudal Tomahawk dan "ancaman yang akan ditimbulkannya," Vance memilih untuk tidak menjawab secara langsung. Ia menekankan bahwa Trump yang akan mengambil "keputusan akhir ... mengenai apa yang terbaik bagi AS."
Baca Juga: Wakil Presiden AS Kamala Harris Tolak Pimpin Pidato PM Israel Netanyahu
Sejumlah media AS melaporkan bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengusulkan kesepakatan ini saat bertemu dengan Trump di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Trump disebut menyampaikan kepada Zelensky bahwa "kami akan mengusahakannya."
Vance menegaskan bahwa pemerintahan Trump sedang menerapkan pergeseran kebijakan yang lebih luas, yakni mendorong negara-negara Eropa menanggung beban lebih besar. "Kami tidak lagi hanya memberikan banyak dana dan senjata. Yang kami lakukan adalah meminta Eropa untuk membeli persenjataan itu," ucapnya.
Selain itu, Vance juga menyerukan agar Rusia "datang ke meja perundingan dan benar-benar membahas perdamaian dengan serius."
Tomahawk sendiri merupakan rudal jelajah serangan darat subsonik jarak jauh buatan AS dengan jangkauan operasional antara 460 hingga 2.500 kilometer, tergantung variannya. Dengan kemampuan tersebut, rudal ini berpotensi menjangkau area sekitar Moskow jika ditempatkan di beberapa lokasi strategis di Eropa.
Sumber: ANTARA