Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan bahwa kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia telah mencapai kondisi darurat, sehingga penanganannya harus dilakukan dengan tingkat keseriusan yang sama seperti pandemi COVID-19.
"Ini masalah serius. Karena itu, penanganan TBC harus kita arus-utamakan agar terbentuk critical mass dan gerakan sosial yang kuat, mulai dari masyarakat hingga kepemimpinan nasional," ujar Pratikno dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 30 September 2025.
Ia menjelaskan TBC merupakan persoalan bangsa yang membutuhkan penanganan menyeluruh lintas sektor. Berdasarkan data global, kematian akibat TBC dalam 200 tahun terakhir mencapai 1 miliar jiwa, atau rata-rata lima juta per tahun, lebih tinggi dibandingkan kematian akibat COVID-19 secara global.
Global Tuberculosis Report 2024 dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat Indonesia berada di posisi kedua setelah India dengan jumlah kasus TBC terbanyak, yakni 1.090.000 kasus, serta menempati urutan kedua dengan angka kematian terbanyak mencapai 125 ribu jiwa.
Pratikno menekankan langkah nyata harus segera dilakukan, mulai dari kampanye kesadaran bahaya TBC melalui pop culture, memperluas skrining wajib demi memperoleh data akurat dan mencegah penularan, hingga memastikan pengobatan dijalankan sampai tuntas.
Baca Juga: Buntut Banjir Jabodetabek, Menko PMK Beberkan Langkah Operasi Modifikasi Cuaca
Ia menambahkan, promosi kesehatan dan perubahan perilaku adalah kunci utama agar penyakit ini tidak terus menular dan merenggut korban jiwa.
Kemenko PMK, kata Pratikno, sudah menghadap Presiden untuk meminta agar isu TBC segera dibahas dalam Rapat Terbatas (Ratas). Hal ini diharapkan bisa menyinergikan arahan langsung dari Presiden dengan gerakan bersama di lapangan.
"Kami ingin isu TBC ini benar-benar menjadi arus utama. Harus ada gerakan masif, bukan hanya di level teknis, tetapi juga kelembagaan, dan sampai ke masyarakat. Semua pihak perlu bersinergi agar Indonesia bisa mengulang keberhasilan seperti dalam penanganan COVID-19," tegasnya.
Sementara itu, Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, turut membagikan pengalaman Indonesia dalam mengatasi pandemi. Menurutnya, keberhasilan pengendalian COVID-19 bertumpu pada kepemimpinan kuat, koordinasi lintas sektor, serta suasana darurat yang mampu menggerakkan masyarakat dan media.
Baca Juga: Kemenko PMK Optimis MBG Bisa Jadi Solusi Penurunan Stunting di Indonesia
"Prakondisi yang harus dibangun adalah suasana darurat. Kalau saat COVID-19 bisa terkendali, TBC pun bisa ditangani dengan pola serupa, asalkan ada komando kepemimpinan dan dukungan masyarakat," kata Wiku.
Ia juga menyinggung bagaimana kala itu pemerintah gencar mengampanyekan bahaya COVID-19 dan mendorong perubahan perilaku masyarakat melalui penerapan protokol kesehatan, mulai dari pemakaian masker hingga menjaga jarak.
Sumber: ANTARA