Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Soedirman akan dikembangkan menjadi Rumah Sakit Penyelenggara Pendidikan Utama (RSPPU). Langkah ini diambil untuk memperluas akses pendidikan bagi tujuh spesialis dasar yang sangat dibutuhkan di Indonesia.
“Karena Bapak Presiden juga menginstruksikan bahwa harus ada akselerasi penambahan jumlah dokter spesialis untuk melengkapi alat-alat kesehatan yang sekarang sudah makin terdistribusi ke seluruh rumah sakit di Indonesia,” ujar Budi di Jakarta, Selasa, 7 Oktober 2025.
Budi menjelaskan bahwa tujuh spesialis dasar tersebut meliputi spesialis anak, penyakit dalam, obstetri dan ginekologi, bedah, anestesi, serta dua spesialis penunjang yakni radiologi dan patologi klinik.
Ia menekankan, percepatan pendidikan dokter spesialis perlu dilakukan karena tingkat produksi dokter spesialis saat ini masih jauh dari kebutuhan nasional, bahkan tidak akan terpenuhi dalam 20 tahun ke depan jika tidak ada intervensi.
Baca Juga: Cek Kesehatan Gratis Capai 40 Juta Peserta, Menkes: Sakit Gigi Jadi Keluhan Utama
“Itu sebabnya tadi saya sudah laporkan ke Pak Menhan (Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin). Pak Menhan juga setuju agar rumah sakit ini segera dijadikan Rumah Sakit Penyelenggara Pendidikan Utama untuk tujuh dokter spesialis itu,” kata Budi.
Budi juga menilai bahwa rumah sakit pendidikan sangat penting untuk melatih para dokter TNI agar bisa menjadi spesialis dengan standar internasional, sehingga dapat ditempatkan di berbagai wilayah Indonesia.
Untuk tahap awal, lanjutnya, pendidikan spesialis di RSPPN Soedirman akan difokuskan pada pemenuhan kebutuhan tujuh spesialis dasar di rumah sakit milik TNI.
“Saya minta izin, kalau Pak Menhan berkenan, untuk juga untuk dokter-dokter non TNI,” tambah Budi.
Baca Juga: Kasus Kasur Berbelatung di Aceh, DPR Minta Kemenkes Lakukan Audit Nasional Kebersihan RS
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menuturkan bahwa RSPPN Soedirman merupakan rumah sakit tipe A berskala internasional, dilengkapi dengan infrastruktur modern berupa bangunan 28 lantai, 1.000 tempat tidur, dan sekitar 100 ruang ICU.
“Layaknya rumah sakit yang bagus itu dokter yang bagus, alat kesehatan yang bagus, dan perawatan kesehatan, terutama post operation, itu bagus. Itu yang kita kerjakan,” kata Sjafrie.
Ia menambahkan, fasilitas-fasilitas tersebut hanya perlu dikembangkan dan dilengkapi dengan tenaga dokter spesialis berkualitas.
Baca Juga: Kemenkes Akan Ukur Efektivitas Program MBG Lewat Survei Gizi Nasional
Sebagai bagian dari program nasional, pemerintah telah memulai Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di RSPPU sejak 8 September 2025. Program ini diikuti oleh 58 peserta dari berbagai daerah yang selama ini mengalami kekurangan tenaga spesialis, sebagai upaya untuk menjawab masalah kelangkaan dokter di wilayah-wilayah tersebut.
Selain RSPPN Soedirman, terdapat beberapa rumah sakit lain yang juga menjadi tempat pendidikan spesialis, yaitu RS PON, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, RS Kanker Dharmais, RS Mata Cicendo, RS Ortopaedi Soeharso Solo, dan RSAB Harapan Kita.
(Sumber: Antara)