Viral Guru Tampar Siswa yang Merokok di Sekolah, Berujung Dilaporkan ke Polisi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Okt 2025, 10:02
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Ilustrasi-kekerasan seksual anak. Senin, 11 Agustus 2025. Ilustrasi-kekerasan seksual anak. Senin, 11 Agustus 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Dunia pendidikan kembali diguncang kabar tidak sedap. Kepala SMA Negeri 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, Dini Fitria, menjadi sorotan publik setelah diduga menampar dan menendang siswanya yang ketahuan merokok di luar area sekolah.

Peristiwa ini terjadi pada Jumat, 10 Oktober 2025 dan berbuntut panjang hingga memicu aksi mogok belajar oleh para siswa pada Senin berikutnya.

Di tengah ramainya reaksi warganet, kasus ini membuka kembali diskusi lama tentang batas antara ketegasan guru dalam mendisiplinkan murid dan tindakan kekerasan yang melampaui etika pendidikan.

Menurut keterangan Dini Fitria, insiden bermula saat ia tengah berkeliling dalam program Jumat Bersih, kegiatan rutin pembentukan karakter siswa. Dari kejauhan, ia melihat asap rokok di tangan seorang pelajar yang belakangan diketahui bernama ILP (17), siswa kelas XII.

“Saya panggil dengan suara agak keras karena jaraknya jauh. Anak itu langsung lari. Saat ditanya, dia tidak mengakui sedang merokok. Saya emosi, saya khilaf,” ujar Dini dikutip dari media sosial.

Dini mengakui sempat menampar ILP karena merasa dibohongi, namun membantah tudingan bahwa ia menendang siswa tersebut.

“Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi tidak ada pemukulan keras,” tegasnya.

Versi berbeda datang dari pihak korban. ILP mengaku sempat ditendang dan ditampar di bagian pipi oleh kepala sekolahnya, setelah disuruh mencari puntung rokok yang telah ia buang.

Baca Juga: Negara Kecil Cape Verde Cetak Sejarah Pertama Kali Lolos ke Piala Dunia 2026

“Beliau marah, nendang saya di punggung, terus nampol di pipi kanan,” ujar ILP.

Ibu korban, Tri Indah Alesti, menyatakan tidak terima dengan perlakuan tersebut dan memilih menempuh jalur hukum.

“Saya tidak ikhlas anak saya ditampar dan ditendang. Akan saya bawa ke ranah hukum agar tidak ada lagi guru yang semena-mena,” ujarnya.

Kasus ini membuat suasana sekolah berubah drastis. Pada Senin (13/10/2025), sebanyak 19 kelas dilaporkan kosong karena para siswa mogok masuk sekolah sebagai bentuk protes terhadap tindakan kepala sekolah. Meski demikian, para guru tetap hadir dan menjalankan tugas.

“Iya benar siswa mogok sekolah, tapi kami ASN tetap masuk. Kami tetap bekerja,” kata Dini.

Ia mengaku sudah berkoordinasi dengan para wakil kepala sekolah untuk menjaga suasana agar tetap kondusif dan berusaha menjalin komunikasi dengan orang tua murid.

“Saya hanya bisa berpasrah. Tapi saya dengar ada pihak yang ikut membekingi aksi mogok siswa ini,” tambahnya.

Dini Fitria sendiri menyampaikan penyesalan dan berharap kejadian tersebut menjadi pembelajaran bagi semua pihak.

“Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi,” ujarnya.

Sementara itu, keluarga korban berharap ada sanksi tegas dari Dinas Pendidikan agar kasus serupa tidak terulang.

x|close