Danantara Targetkan Himpun Rp662,8 Triliun dalam Lima Tahun
NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Okt 2025, 19:55
Muhammad Fikri
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani (kiri) berbicara dalam Forbes CEO Global Conference di Jakarta, Selasa (14/10/2025). (ANTARA)
Ntvnews.id, Jakarta - CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, menargetkan lembaga yang dipimpinnya mampu menghimpun dan menginvestasikan dana hingga 40 miliar dolar AS atau sekitar Rp662,8 triliun (kurs Rp16.570 per dolar AS) dalam lima tahun ke depan.
“Itu tanpa menggunakan leverage. Itu semua berasal dari modal ekuitas. Kalau saya pakai leverage empat atau lima kali, maka saya punya sekitar 250 miliar dolar AS (sekira Rp4.142,5 triliun) untuk diinvestasikan,” ujar Rosan dalam Forbes CEO Global Conference di Jakarta, Selasa, 14 Oktober 2025.
Rosan menjelaskan, saat ini Danantara mengelola aset senilai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp16.570 triliun, dengan kontribusi dividen sekitar 7 miliar dolar AS atau Rp116 triliun. Ia optimistis kinerja tersebut akan terus meningkat seiring membaiknya performa Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
“Kalau saya lihat proyeksi lima tahun ke depan, dividen kami bisa mencapai antara 7 miliar dolar AS hingga 10 miliar dolar AS (sekitar Rp116 triliun hingga Rp165,7 triliun),” ujarnya.
Untuk memperkuat kapasitas investasi, Rosan mengungkapkan bahwa Danantara aktif membentuk dana bersama (co-investment funds) dengan sejumlah sovereign wealth fund (SWF) global. Saat ini, kerja sama telah dijalin dengan Qatar Investment Authority (QIA) dan China Investment Corporation (CIC).
Selain itu, Danantara juga tengah menjajaki kemitraan serupa dengan Uni Emirat Arab (UEA) dan Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi. “Saya pikir ini akan memberi kami lebih banyak kekuatan untuk berinvestasi di masa depan,” kata Rosan.
Rosan menambahkan, salah satu agenda besar yang tengah dijalankan adalah restrukturisasi BUMN. Ia menyebutkan jumlah BUMN yang kini mencapai sekitar 1.000 entitas akan dikonsolidasikan menjadi sekitar 200. “Kami ingin mengurangi jumlah BUMN dari 1.000 menjadi sekitar 200,” tuturnya.
Meski menargetkan pertumbuhan yang agresif, Rosan menegaskan bahwa fokus utama Danantara bukan hanya peningkatan aset atau dividen, melainkan memberikan dampak ekonomi dan sosial yang lebih luas. “Saya tidak hanya memikirkan Danantara, tetapi bagaimana kami dapat memberikan dampak. Tidak hanya dalam hal imbal hasil yang lebih besar, tetapi juga dampak sosial ekonomi,” ujarnya.