Menteri LH Sebut Jakarta Darurat Sampah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Okt 2025, 17:30
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq memberikan keterangan kepada wartawan usai penandatanganan MoU antara KLH dan  IOJI di Jakarta, Rabu (15/10/2025) Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq memberikan keterangan kepada wartawan usai penandatanganan MoU antara KLH dan IOJI di Jakarta, Rabu (15/10/2025) (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Jakarta kini resmi masuk dalam kondisi kedaruratan sampah setelah Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menandatangani keputusan penetapan tersebut. Pemerintah menilai situasi ini membutuhkan penanganan segera dengan teknologi ramah lingkungan.

Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan bahwa pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 tentang Penanganan Sampah Perkotaan Menjadi Energi Terbarukan Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

“Jakarta sudah masuk kedaruratan sampah dan keputusan tentang kedaruratan sampah sebagaimana dimandatkan oleh Perpres tersebut tadi malam sudah saya tandatangani,” ujar Hanif di Jakarta, Rabu, 15 Oktober 2025.

Baca Juga: Depok Darurat Sampah, Menggunung di Cinere Sampai Timbulkan Bau Menyengat

Ia menambahkan bahwa wilayah Bandung juga mengalami kondisi serupa. “Bandung juga demikian. Bandung kami mohon izin kepada Bapak Gubernur Jawa Barat untuk segera menyiapkan segala sesuatunya untuk menyelesaikan permasalahan masalah sampah Bandung Raya,” tambahnya.

Penetapan kondisi kedaruratan sampah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2025 menandakan perlunya penanganan cepat, khususnya pengolahan sampah dengan teknologi ramah lingkungan.

Meskipun demikian, wilayah Jakarta dan Bandung Raya belum termasuk dalam rekomendasi tujuh lokasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) yang telah diserahkan Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH kepada Danantara.

Hanif menjelaskan bahwa meski kedua daerah tersebut menghasilkan volume sampah besar setiap hari, terdapat sejumlah kendala yang belum terpenuhi untuk pembangunan PSEL. “Termasuk ketiadaan lahan dan air untuk operasi PSEL,” ungkapnya.

Baca Juga: P2G Minta Gubernur Banten Tak Buru-buru Copot Kepsek SMAN 1 Cimarga

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) milik KLH, pada 2023 wilayah Jakarta menghasilkan sekitar 8.600 ton sampah per hari, dengan total timbulan mencapai 3.141.650 ton sepanjang tahun. Sementara itu, di Jawa Barat total produksi sampah mencapai 22.019 ton per hari. Kota Bandung mencatat 1.609 ton, Kabupaten Bandung 1.301 ton, dan Kabupaten Bandung Barat 742 ton per hari. Sepanjang 2023, Jawa Barat menghasilkan 8.037.083 ton sampah.

Dalam kesempatan yang sama, Hanif mengingatkan bahwa pembangunan PSEL bukan solusi instan untuk menyelesaikan persoalan sampah nasional. “PSEL diproyeksikan hanya mengurangi sampah sekitar 33 ribu ton per hari dari jumlah timbulan 143 ribu ton per hari,” jelasnya.

“Jadi masih ada 100 ribu ton per hari yang harus kita pikirkan. Di antaranya melalui kerja sama dengan RDF dari industri semen. Kemudian akan kita kembangkan melalui pembangunan fasilitas-fasilitas menengah dan kecil di seluruh Tanah Air,” tutup Hanif Faisol Nurofiq.

Baca Juga: Zulhas Sebut Indonesia Capai Swasembada Pangan, Beras Surplus Hingga 5 Juta Ton

(Sumber: Antara)

 
 
 
x|close