Berkat Kebijakan Prabowo, Produksi Beras 2025 Capai 34,7 Juta Ton

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 3 Nov 2025, 17:05
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberi keterangan kepada awak media mengenai perberasab nasional di Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Serpong, di Tengerang, Banten, Senin, 3 November 2025. ANTARA/Harianto Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman memberi keterangan kepada awak media mengenai perberasab nasional di Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Serpong, di Tengerang, Banten, Senin, 3 November 2025. ANTARA/Harianto (Antara)

Ntvnews.id, Tangerang — Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan kabar gembira bagi sektor pertanian nasional. Proyeksi produksi padi tahun 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, berkat kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang memperkuat sektor pertanian serta meningkatkan kesejahteraan petani.

"Kami mengucapkan terima kasih mewakili petani Indonesia kepada Bapak Presiden Republik Indonesia telah mempermudah regulasi khususnya sarana produksi kepada petani Indonesia," kata Mentan seusai menyaksikan pengumuman proyeksi produksi beras secara virtual yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) di Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) Serpong, Tangerang, Banten, Senin, 3 November 2025.

Berdasarkan data terbaru BPS, produksi beras nasional periode Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, naik 4,14 juta ton atau 13,54 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Lonjakan ini menandai langkah besar menuju swasembada pangan Indonesia.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyebut peningkatan itu menjadi tonggak penting bagi kedaulatan pangan nasional.

Baca Juga: Stok Beras Nasional Capai Rekor Tertinggi, Mentan Apresiasi Kolaborasi Lintas Sektor

“Potensi produksi beras Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton atau meningkat sebesar 13,54 persen. Peningkatan potensi produksi ini utamanya disumbang oleh peningkatan produksi pada subround I (Januari–April) 2025 yang meningkat sebesar 26,54 persen dibanding subround I 2024,” ujar Pudji dalam rilis BPS di Jakarta, Senin, 3 November 2025.

Proyeksi tersebut diperoleh dari potensi luas panen padi Januari–Desember 2025 yang mencapai 11,35 juta hektare, naik 12,98 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Produksi padi diperkirakan mencapai 60,34 juta ton gabah kering giling (GKG), meningkat 13,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menanggapi proyeksi itu, Amran menyebut capaian tersebut bahkan melampaui prediksi lembaga internasional. Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) sebelumnya memperkirakan produksi beras Indonesia sebesar 34,6 juta ton.

Dengan lonjakan produksi dibanding tahun sebelumnya dan proyeksi BPS sebesar 34,77 juta ton, hampir sesuai dengan angka global, Amran menilai kebijakan pertanian nasional berjalan efektif dan terimplementasi dengan baik di lapangan.

Baca Juga: Bapanas: Bantuan Beras dan Minyakita Akan Jangkau Hingga Wilayah 3TP

Peningkatan produksi ini juga melampaui capaian tertinggi sebelumnya pada 2022, yakni 31,54 juta ton. Lonjakan tersebut tercermin dari program strategis Kementerian Pertanian (Kementan) yang memperkuat sektor hulu-hilir, mulai dari kemudahan pupuk bersubsidi, perbaikan jaringan irigasi, bantuan sarana-prasarana, hingga peningkatan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah.

Menurut Amran, capaian ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia berada di ambang swasembada beras.

“Biasanya data BPS itu tingkat kepastiannya tinggi. Jadi, insya Allah tahun ini kita tidak ada impor beras. Semoga dalam satu bulan ke depan, jika tidak ada aral melintang, swasembada pangan menjadi kenyataan,” ujarnya.

Amran juga menegaskan, pemerintah terus memperkuat program strategis seperti pembukaan sawah baru, optimalisasi lahan, rehabilitasi jaringan irigasi, hingga penggunaan teknologi pertanian. Semua ini didorong oleh kebijakan yang berpihak kepada petani.

“Ada empat hal yang kita rintis selama pemerintahan Bapak Presiden Prabowo dan Gibran. Yang pertama adalah cetak sawah, itu sudah pasti jangka panjang. Kemudian oplah. Kemudian irigasi yang kita bangun. Itu meningkatkan produksi. Kemudian alat mesin pertanian,” kata Amran.

(Sumber: Antara)

x|close