Ntvnews.id, Jakarta - Sekitar 69 persen siswa SMA Negeri 72 Jakarta sudah kembali mengikuti pembelajaran tatap muka di sekolah pasca insiden ledakan yang terjadi pada Jumat, 7 November 2025.
“Yang hadir di sekolah hari ini mencapai 69 persen," ujar Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, saat dikonfirmasi di Jakarta, Senin, 17 November 2025.
Chico menjelaskan, sebagian siswa yang tidak hadir ke sekolah disebabkan karena sakit atau memilih tetap belajar dari rumah. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama pihak sekolah telah melakukan pendataan dan rapat koordinasi dengan orang tua siswa.
Baca Juga: Pram Harapkan Aktivitas Belajar di SMAN 72 Kembali Normal Pekan Depan
Pertemuan dengan orang tua dilakukan dalam dua tahap, yakni rapat daring pada akhir pekan dan pemantauan kehadiran siswa pada hari pertama belajar pasca-ledakan.
Meski partisipasi orang tua dalam rapat daring hanya sekitar 20 persen, Chico mengatakan jumlah siswa yang hadir justru meningkat signifikan. Ia menegaskan seluruh proses pembelajaran tetap berjalan, baik secara luring maupun daring.
Sebelumnya, Kepala Sekolah SMA Negeri 72, Tetty Helena Tampubolon, menyatakan bahwa sekolah masih menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) pada pekan ini.
Baca Juga: Pramono Belum Putuskan Soal Pencabutan KJP Pelaku Ledakan SMAN 72
“Hari Senin itu yang pasti masih PJJ. Lalu, masih kita pantau juga dan kita pastikan dengan orang tuanya apakah sudah boleh ambil PJJ atau boleh hybrid ya. Jadi harus kami pastikan orang tuanya menyetujui,” ujar Tetty saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Sabtu, 15 November 2025.
Tetty menambahkan, orang tua belum menyetujui pembelajaran luring karena sebagian anak masih mengalami trauma pasca-ledakan. Ia berharap seluruh murid SMA Negeri 72 dapat segera pulih dan kembali belajar bersama di sekolah.
“Anak-anak juga masih takut-takut jalan. Pesan saya, anak-anak berdoa dan bersemangat, mudah-mudahan segera pulih, supaya tidak ketinggalan dari sekolah lain pembelajarannya,” kata Tetty.
(Sumber: Antara)
Situasi SMAN 72 Jakarta yang menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan materi trauma healing di hari kedua pada Selasa, 11 November 2025. (ANTARA/Mario Sofia Nasution) (Antara)