Ntvnews.id, Washington D.C - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali melontarkan kritik keras terhadap pemerintah Meksiko yang ia nilai tidak berhasil menindak kelompok penyelundup narkoba. Trump bahkan menyatakan bahwa ia tidak keberatan melakukan serangan militer ke wilayah negara tetangga tersebut demi menghentikan peredaran obat terlarang.
Dalam pernyataannya, Trump menegaskan, "Apakah saya akan melancarkan serangan di Meksiko untuk menghentikan narkoba? Saya tak masalah. Apa pun yang harus kita lakukan untuk menghentikan narkoba," saat menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Putih pada Senin, 17 November 2025 waktu setempat terkait kesediaannya menyetujui operasi antinarkoba AS di Meksiko.
"Saya tidak mengatakan saya akan melakukannya, tetapi saya akan bangga melakukannya. Karena kita akan menyelamatkan jutaan nyawa dengan melakukannya," tambahnya seperti dikutip dari AFP, Rabu, 19 November 2025.
Baca Juga: Momen Tak Terduga di Gedung Putih: Trump Bercanda Tanyakan Jumlah Istri Presiden Suriah
Washington sendiri sejak Agustus telah meningkatkan kehadiran militernya di kawasan Karibia. Enam kapal perang dikerahkan dengan alasan resmi untuk memberantas jalur penyelundupan narkoba menuju AS. Namun, spekulasi luas menyebut bahwa langkah tersebut dapat berkaitan dengan kemungkinan intervensi ke Venezuela dan tekanan terhadap Presiden Nicolas Maduro.
Situasi memanas setelah Amerika Serikat mengumumkan kedatangan USS Gerald R Ford, kapal induk terbesar di dunia, di perairan Karibia yang berdekatan dengan Venezuela. Komando Selatan AS (SOUTHCOM) menyatakan bahwa gugus tempur kapal induk tersebut telah memasuki wilayah tanggung jawab mereka.
Tangkapan layar - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-47 ASEAN yang digelar di Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, Minggu (26/10/2025). (ANTARA)
Dalam pernyataan pada Minggu, 16 November 2025, SOUTHCOM menyebut bahwa pengerahan ini mengikuti "arahan Trump untuk membubarkan Organisasi Kriminal Transnasional dan melawan terorisme narkotika dalam membela tanah air".
Gugus tempur USS Gerald R Ford terdiri dari kapal induk utama, dua kapal perusak berpeluru kendali, serta sejumlah kapal dan pesawat militer pendukung. Kelompok ini bergabung dengan beberapa kapal perang AS lainnya yang lebih dulu ditempatkan di kawasan sebagai bagian dari operasi “Operation Southern Spear”.
Baca Juga: Trump Sahkan UU Akhiri Penutupan Pemerintahan Terpanjang dalam Sejarah AS
Sejak operasi tersebut dimulai pada September, pasukan AS telah menewaskan sekitar 80 orang melalui serangkaian serangan terhadap sedikitnya 20 kapal yang diduga membawa narkoba di perairan internasional. Namun, hingga kini Washington tidak memberikan rincian yang membuktikan bahwa target serangan tersebut benar-benar merupakan kelompok penyelundup narkoba.
Sejumlah pakar menilai tindakan tersebut berpotensi merupakan pembunuhan di luar proses hukum, meskipun pihak yang menjadi sasaran adalah pelaku kejahatan lintas negara.
Presiden AS Donald Trump berbicara kepada wartawan saat perjalanan ke Tokyo di pesawat Air Force One, Senin, 27 Oktober 2025. ANTARA FOTO/REUTERS/Evelyn Hockstein/agr (Antara)