Wamen Todotua Sasar Pengguna Mobil Jepang Untuk Program E10

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Nov 2025, 14:38
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu memberi keterangan ketika ditemui di sela-sela Antara Business Forum di Jakarta, Rabu 19 November 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri. Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu memberi keterangan ketika ditemui di sela-sela Antara Business Forum di Jakarta, Rabu 19 November 2025. ANTARA/Putu Indah Savitri. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu mengatakan pemerintah menyasar para pengguna mobil produksi Jepang sebagai pasar utama penerapan program pencampuran bioetanol 10 persen pada bahan bakar minyak (BBM) atau E10.

“Populasi kendaraan bermotor, khususnya mobil, 60–70 persen masih didominasi produk Jepang, jadi merekalah pasar dan konsumennya,” ujar Todotua di sela-sela Antara Business Forum di Jakarta, Rabu, 19 November 2025.

Ia menjelaskan alasan Indonesia menggandeng Toyota sebagai calon investor pengembangan pabrik etanol. Selain telah memiliki riset dan rencana komersial terkait penggunaan etanol, grup otomotif Jepang itu dinilai sedang berada dalam fase konsolidasi industri yang turut mendorong kerja sama tersebut.

“Sebenarnya bukan hanya Toyota, tetapi memang pemimpinnya Toyota,” ujarnya.

Todotua menuturkan pembangunan pabrik etanol direncanakan dimulai di Lampung. Berdasarkan Roadmap Hilirisasi Investasi Strategis Kementerian Investasi/BKPM, sejumlah daerah, termasuk Lampung, telah disiapkan sebagai sentra industri bioetanol dengan dukungan bahan baku dari tebu, singkong, hingga sorgum. Pengembangan sektor ini diharapkan memperkuat rantai pasok energi bersih sekaligus membuka lapangan kerja serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Baca Juga: Wamen Investasi: Lokasi Proyek DME Berpotensi Berada di Wilayah PTBA

Sebelumnya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menyatakan minat berinvestasi dalam industri bioetanol sebagai bagian dari strategi global untuk memastikan ketersediaan pasokan bagi kendaraan flex-fuel. Todotua menyebut pemerintah juga tengah mengkaji rencana pembangunan fasilitas berkapasitas 60.000 kiloliter per tahun dengan nilai investasi mencapai Rp2,5 triliun guna mendukung implementasi kebijakan E10.

(Sumber: Antara)

x|close