China Pantau Ketat Banjir Bandang Sumatera, Yakin Indonesia Mampu Pulihkan Daerah Terdampak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Des 2025, 13:43
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun. (Antara)

Ntvnews.id, Beijing - Pemerintah China menyatakan terus mengikuti perkembangan bencana banjir bandang yang melanda tiga provinsi di Pulau Sumatra, sembari menyampaikan keyakinan bahwa pemerintah Indonesia mampu menangani dampaknya dengan baik.

Dalam konferensi pers di Beijing pada Selasa, 9 Desember 2025, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun mengatakan, "China terus memantau perkembangan banjir bandang yang mematikan di Sumatera, Indonesia. Kami yakin bahwa di bawah kepemimpinan pemerintah Indonesia, masyarakat di daerah terdampak bencana akan pulih dari bencana dan membangun kembali rumah mereka sesegera mungkin."

Guo juga menyampaikan bahwa sejumlah pemimpin China, termasuk Ketua Komite Pusat CPPCC Wang Huning, telah mengirimkan pesan belasungkawa kepada pejabat Indonesia, seperti Presiden Prabowo Subianto dan Ketua MPR RI Ahmad Muzani.

Baca Juga: Gubernur Aceh Datangkan Tim China untuk Cari Korban, Menhan: Itu Bukan Bantuan Asing

"China telah dan akan terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada daerah terdampak dengan mempertimbangkan kebutuhan pemerintah Indonesia." tambahnya.

Berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 9 Desember 2025, jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan longsor di tiga provinsi di Sumatra mencapai 964 jiwa, sementara 264 lainnya belum ditemukan. Rinciannya, 31 orang hilang di Aceh, 138 di Sumatera Utara, dan 95 di Sumatera Barat. Selain itu, sekitar 5.000 orang mengalami luka-luka. Jumlah pengungsi juga turun dari 1.057.482 jiwa menjadi 894.101 jiwa.

Juru Bicara Kemenerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (17/2).  <b>(Antara)</b> Juru Bicara Kemenerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (17/2). (Antara)

Kerusakan fasilitas publik yang ditimbulkan meliputi 1.200 fasilitas umum, 215 fasilitas kesehatan, 584 fasilitas pendidikan, 423 tempat ibadah, 287 gedung atau perkantoran, serta 498 jembatan. Secara keseluruhan, 156,5 ribu rumah rusak, terdiri atas 143.427 rusak berat, 2.298 rusak sedang, dan 10.808 rusak ringan.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa estimasi biaya pemulihan di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat mencapai Rp51,82 triliun, dengan rincian Aceh memerlukan Rp25,41 triliun, Sumatera Utara Rp12,88 triliun, dan Sumatera Barat Rp13,52 triliun.

Baca Juga: Prabowo Bakal Bertemu dengan Putin di Moskow Besok

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Sugiono menegaskan bahwa Indonesia masih mampu menangani bencana ini secara mandiri sehingga bantuan negara lain belum diperlukan. Namun di Aceh, Gubernur Muzakir Manaf mendatangkan lima relawan dari China untuk membantu pencarian korban.

Diharapkan teknologi dan kemampuan relawan tersebut dapat mempercepat pencarian, terutama di wilayah Aceh Timur, Aceh Utara, dan Aceh Tamiang yang diperkirakan masih menyimpan banyak jenazah tertimbun material banjir.

Mengenai kehadiran relawan China itu, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menegaskan bahwa kedatangan mereka tidak termasuk bantuan asing karena mereka datang atas nama pribadi, bukan mewakili negara atau lembaga. Ia menambahkan bahwa meskipun ada relawan luar negeri, penanganan bencana besar di tiga provinsi tersebut tetap dilakukan secara mandiri oleh pemerintah Indonesia.

x|close