Menag Soroti Potensi Dana Umat yang Belum Tergarap Maksimal

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Des 2025, 17:21
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Agama Nasaruddin Umar 9th ICONZ International Conference of Zakat di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu, 10 Desember 2025. ANTARA/Asep Firmansyah Menteri Agama Nasaruddin Umar 9th ICONZ International Conference of Zakat di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Rabu, 10 Desember 2025. ANTARA/Asep Firmansyah (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Agama Nasaruddin Umar menyoroti potensi besar dana umat seperti zakat, infak, dan sedekah yang dinilainya masih belum tergarap maksimal. Hal itu disampaikannya saat membuka 9th ICONZ International Conference of Zakat di UIN Jakarta, Rabu, 10 Desember 2025.

Menag menyebutkan bahwa potensi dana umat dapat mencapai Rp500 triliun per tahun apabila ekosistem filantropi Islam dikelola secara profesional dan terpadu.

“Kita punya potensi mengumpulkan dana Rp1.200 triliun per tahun. Asumsikanlah 50 persen saja, tidak usah 100 persen. Berarti kita bisa mengumpulkan Rp500 triliun dana umat per tahun,” ujar Nasaruddin Umar.

Ia menegaskan bahwa nilai zakat yang selama ini terkumpul masih jauh di bawah potensi riil. Optimalisasi penghimpunan, menurutnya, memerlukan tata kelola yang profesional, terukur, dan sistematis.

“Zakat itu belum profesional. Per tahun kita bisa kumpulkan Rp180 triliun. Hal-hal kecil bagi kita, tetapi kalau itu dikumpulkan, di organisasi-organisasi, juga dengan kurban, kita bisa mengumpulkan anggaran Rp20 triliun,” ucap Menag.

Baca Juga: Menag Serahkan Rp155,5 Miliar untuk Korban Bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Menag juga menyoroti potensi fidyah yang dinilai besar namun belum dikelola dengan struktur yang memadai. Jumlah umat yang membutuhkan fidyah cukup signifikan sehingga nilai ekonominya juga besar.

“Lebih dari 10 persen orang-orang muslim di Indonesia tidak bisa berpuasa. Dan kalau mereka tidak bisa berpuasa, harus ada fidyah. Jika kita mengumpulkan uang dari fidyah, kita bisa mengumpulkan uang lebih dari Rp2,7 triliun sampai Rp3 triliun,” katanya.

Ia menambahkan bahwa dana umat memiliki kekuatan untuk mengatasi persoalan kemiskinan secara mandiri.

“Dana-dana yang dikumpulkan dari umat itu sendiri mampu menyelesaikan persoalan kemiskinan. Tidak perlu menggunakan uang pajak untuk membebaskan kemiskinan. Biarkanlah uang umat itu sendiri yang membebaskan kemiskinan mereka,” ujarnya.

Baca Juga: Kampung Zakat 2025 Dorong Mustahik Naik Kelas: Kemenag Fokuskan Penguatan UMKM

Ketua Baznas RI Noor Achmad menyatakan bahwa penyelenggaraan ICONZ ke-9 semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan zakat di tingkat global. Baznas, menurutnya, berkomitmen menjadikan zakat sebagai instrumen perubahan sosial untuk meningkatkan kesejahteraan fakir miskin, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar juga menyambut baik kolaborasi strategis antara Baznas, Kementerian Agama, dan perguruan tinggi. Ia menilai institusi pendidikan memiliki peran penting dalam menyediakan kajian akademik serta riset yang mendukung pengembangan inovasi di bidang filantropi Islam.

Asep menekankan bahwa konferensi ini menjadi forum bagi akademisi dari 14 negara untuk membahas isu strategis, mulai dari tata kelola zakat dunia, integrasi kebijakan sosial, hingga penerapan teknologi mutakhir termasuk kecerdasan buatan.

“UIN Jakarta bangga menjadi tuan rumah bagi forum akademik dan filantropi internasional ini. Kolaborasi ini menunjukkan komitmen perguruan tinggi untuk memastikan bahwa dana umat dikelola berdasarkan kajian ilmiah yang kuat demi kesejahteraan bersama,” ujar Asep.

(Sumber: Antara) 

x|close