Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menegaskan bahwa ketenangan dan kedamaian hidup tidak bisa dibeli dengan kemewahan materi, melainkan hanya dapat diperoleh melalui kedekatan dengan Tuhan. Hal tersebut disampaikannya saat memberikan sambutan dalam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Gerakan Kristiani Indonesia Raya (Gekira), Minggu, 21 Desember 2025, di Nusantara Ballroom NT Tower, Jakarta.
Dalam sambutannya, Menag menyebut bahwa tujuan utama kehidupan manusia sejatinya adalah memperoleh ketenangan batin. Menurutnya, kemewahan dan kenikmatan dunia bisa didapatkan dengan uang, namun kedamaian sejati tidak pernah dijual di mana pun.
“Semakin dekat kita dengan Tuhan, apa pun agama yang kita anut, maka semakin tenang hidup ini. Semua agama sependapat bahwa yang paling penting bukanlah menjadi yang paling besar, paling tinggi, atau paling banyak, tetapi yang paling utama adalah keberkahan,” ujar Nasaruddin.
Ia menekankan bahwa banyaknya pencapaian tidak akan bermakna jika tidak membawa manfaat dan keberkahan bagi sesama. Oleh karena itu, momen-momen keagamaan, termasuk perayaan Natal, dinilainya sebagai sarana penting untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Dalam kesempatan tersebut, Menag juga menyampaikan dukungannya terhadap pembangunan rumah ibadah. Menurutnya, keberadaan rumah ibadah jauh lebih bermanfaat bagi masyarakat dibandingkan tempat-tempat yang justru merusak tatanan sosial.
Baca Juga: GEKIRA Turun ke Lokasi Bencana Sumatra, Berikan Bantuan dan Dengarkan Keluhan Warga Terdampak
“Lebih baik rumah ibadah itu banyak daripada rumah-rumah preman, narkoba, dan prostitusi. Rumah ibadah mendekatkan manusia dengan Tuhan dan menjawab kebutuhan spiritual masyarakat,” tegasnya.
Meski Kementerian Agama kerap meraih berbagai penghargaan, Nasaruddin mengaku tidak pernah merasa puas. Baginya, keberhasilan kementerian maupun para tokoh agama tidak diukur dari jumlah jamaah atau banyaknya penghargaan, melainkan dari sejauh mana umat semakin dekat dengan ajaran agamanya.
“Semakin jauh umat dari agamanya, semakin gagal kita. Tetapi semakin dekat umat dengan ajaran agamanya, itulah keberhasilan sejati misi Kementerian Agama dan para pemimpin umat beragama,” jelasnya.
Menag juga mengingatkan tantangan besar di era post-truth, ketika kebenaran akademik kerap kalah oleh opini yang tidak valid secara intelektual namun diterima secara sosial. Karena itu, ia menilai pengembangan ajaran agama tidak bisa dilakukan secara kaku dengan pendekatan hitam-putih, melainkan memerlukan seni dan kebijaksanaan agar agama benar-benar menghadirkan kenyamanan dan kedamaian.
Isu lingkungan menjadi salah satu fokus utama yang disoroti Nasaruddin. Ia menyebut Kementerian Agama tengah mengembangkan program ekoteologi sebagai upaya menyadarkan umat beragama akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.
Baca Juga: Gekira Kota Depok Tebar Kebaikan Natal, Ribuan Paket Sembako Dibagikan
“Manusia tidak bisa hidup tanpa lingkungan yang sehat. Menurut Paus, bahasa agama adalah bahasa paling efektif untuk menyadarkan umat dalam menjaga lingkungan, dibandingkan bahasa politik atau hukum,” ungkapnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa tiga minggu sebelumnya, dirinya diundang langsung oleh Paus Leo XIV untuk menindaklanjuti Deklarasi Istiqlal-Vatikan. Deklarasi tersebut, kata Nasaruddin, menjadi satu-satunya deklarasi yang secara khusus ditindaklanjuti oleh Paus dan akan disebarluaskan kepada para pemimpin umat beragama di seluruh dunia.
Selain ekoteologi, Kementerian Agama juga tengah mengembangkan kurikulum cinta. Kurikulum ini bertujuan memastikan bahwa pendidikan agama benar-benar menanamkan nilai kasih sayang, bukan kebencian terhadap pemeluk agama lain.
“Semua agama intinya adalah cinta. Di negara seplural Indonesia, mengajarkan agama dengan kebencian jelas tidak sejalan dengan semangat kebangsaan,” tegasnya.
Menag optimistis Indonesia dapat menjadi episentrum peradaban baru yang mencerahkan dunia. Ia menegaskan bahwa program-program Kementerian Agama tidak hanya ditujukan untuk kepentingan nasional, tetapi juga berkontribusi bagi masyarakat internasional, sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto.
Menutup sambutannya, Nasaruddin mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu, berpikir ke depan, dan proaktif menghadapi tantangan masa depan. Ia juga menyampaikan ucapan Selamat Natal dan Tahun Baru kepada seluruh umat Kristiani.
“Insyaallah, dengan kebersamaan dan semangat cinta, Indonesia akan semakin kuat dan dihormati dunia,” pungkasnya.
Menag Nasaruddin Umar (Dok. Dedi NTV)