Recap 2025: 10 Peristiwa Viral di Luar Negeri, Trump Jadi Presiden Sampai Penembakan Brutal Australia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Des 2025, 11:57
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Wali Kota Terpilih New York Zohran Mamdani Bertemu Presiden Donald Trump Wali Kota Terpilih New York Zohran Mamdani Bertemu Presiden Donald Trump (Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Tahun 2025 menjadi periode yang sarat dengan peristiwa global besar, mulai dari perubahan kepemimpinan politik dunia, eskalasi konflik bersenjata, hingga bencana kemanusiaan dan tragedi keamanan publik.

Sejumlah kejadian di berbagai belahan dunia bukan hanya menyita perhatian internasional, tetapi juga berdampak langsung pada stabilitas geopolitik, krisis kemanusiaan, serta arah kebijakan global ke depan. Berikut rangkuman peristiwa internasional selengkapnya.

Kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih

Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (ANTARA/Anadolu/py) <b>(Antara)</b> Arsip - Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (ANTARA/Anadolu/py) (Antara)

Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat untuk masa jabatan keduanya pada 20 Januari 2025. Pelantikan yang berlangsung di Rotunda Gedung Capitol itu menjadi salah satu momen geopolitik paling disorot tahun ini, menandai perubahan arah kebijakan luar negeri AS setelah jeda empat tahun.

Dalam pidato pelantikannya, Trump menegaskan kembali agenda “America First” yang berdampak langsung pada hubungan dengan sekutu, konflik Timur Tengah, hingga posisi AS terhadap lembaga internasional.

Kembalinya Trump memicu respons beragam dari pemimpin dunia, mulai dari kehati-hatian diplomatik Eropa hingga optimisme sejumlah negara Asia yang berharap pada pendekatan bilateral langsung ala Trump.

Perang di Sudan

Arsip - Seorang bocah mencari makanan di kamp pengungsi di El Fasher, Darfur Utara, Sudan 9 Juli 2025. (ANTARA/Xinhua/HO-UNICEF/aa) <b>(Antara)</b> Arsip - Seorang bocah mencari makanan di kamp pengungsi di El Fasher, Darfur Utara, Sudan 9 Juli 2025. (ANTARA/Xinhua/HO-UNICEF/aa) (Antara)

Perang saudara antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Rapid Support Forces (RSF) yang dimulai pada 15 April 2023 terus memburuk hingga 2025. Sepanjang tahun ini, konflik memasuki fase paling mematikan, khususnya di Darfur dan El Fasher.

Baca Juga: Recap 2025: 15 Berita Viral Mengguncang Indonesia, dari Kebakaran Glodok, Aura Farming hingga Tumbler Tuku

Data lembaga kemanusiaan internasional hingga awal 2025 mencatat lebih dari 40.000 orang tewas, jutaan warga mengungsi, serta puluhan serangan terhadap rumah sakit dan fasilitas medis.

Krisis ini diperparah oleh runtuhnya sistem kesehatan dan kelangkaan pangan, membuat jutaan warga berada di ambang kelaparan ekstrem.

Ketegangan Israel–Lebanon Meningkat

Penduduk Palestina berjalan melintasi bangunan-bangunan yang hancur saat kembali ke Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, Minggu, 12 Oktober 2025. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku sejak Jumat, 10 Oktober lalu. (ANTARA FOTO/X <b>(Antara)</b> Penduduk Palestina berjalan melintasi bangunan-bangunan yang hancur saat kembali ke Khan Younis, di Jalur Gaza selatan, Minggu, 12 Oktober 2025. Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas berlaku sejak Jumat, 10 Oktober lalu. (ANTARA FOTO/X (Antara)

Ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon selatan kembali meningkat sejak Oktober 2024, dan berlanjut sepanjang 2025 meskipun sempat terjadi gencatan senjata terbatas.

Serangan udara Israel dan tembakan balasan lintas perbatasan terus terjadi hingga awal 2025, memicu kekhawatiran akan perang terbuka di Lebanon. Perdana Menteri Lebanon pada Januari 2025 menyatakan bahwa negaranya berada di “titik paling rapuh sejak Perang 2006”.

Perang Israel–Hamas di Gaza

Ilustrasi - Jalur Gaza luluh lantak setelah diserbu Israel tanpa jeda. /ANTARA/Anadolu/py. <b>(Antara)</b> Ilustrasi - Jalur Gaza luluh lantak setelah diserbu Israel tanpa jeda. /ANTARA/Anadolu/py. (Antara)

Konflik Israel–Hamas yang meletus pada 7 Oktober 2023 masih menyisakan luka mendalam di Gaza hingga 2025. Meski gencatan senjata sementara tercapai pada awal 2025, wilayah tersebut tetap menghadapi kehancuran masif.

Baca Juga: Recap 2025: STY-Patrick Out, Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia

PBB mencatat sebagian besar infrastruktur sipil Gaza rusak atau hancur. Sekretaris Jenderal PBB menyebut kondisi Gaza sebagai mimpi buruk kemanusiaan yang terjadi secara nyata. Bantuan kemanusiaan menjadi isu utama di tengah keterbatasan akses dan keamanan.

Kebakaran Apartemen Hong Kong

Kondisi apartemen Wang Fuk Court usai terbakar hebat di Tai Po, Hong Kong, Rabu, 26 November 2025. ANTARA/Handout/aa. <b>(Antara)</b> Kondisi apartemen Wang Fuk Court usai terbakar hebat di Tai Po, Hong Kong, Rabu, 26 November 2025. ANTARA/Handout/aa. (Antara)

Kebakaran besar terjadi pada 26 November 2025 di kompleks apartemen Wang Fuk Court, distrik Tai Po, Hong Kong. Api diduga bermula dari perancah bambu dan jaring renovasi yang mudah terbakar, lalu cepat menjalar ke bangunan bertingkat.

Kebakaran berlangsung hampir dua hari dan baru sepenuhnya dipadamkan pada 28 November 2025. Tragedi ini menewaskan setidaknya 161 orang, termasuk seorang petugas pemadam kebakaran, serta melukai puluhan korban lainnya. Ribuan penghuni terpaksa mengungsi.

Gempa Dahsyat Myanmar

Bangunan yang rusak setelah gempa bumi di Mandalay, Myanmar.  <b>(Antara/Xinhua/Myo Kyaw Soe/aa.)</b> Bangunan yang rusak setelah gempa bumi di Mandalay, Myanmar. (Antara/Xinhua/Myo Kyaw Soe/aa.)

Gempa bumi berkekuatan 7,7–7,9 magnitudo mengguncang Myanmar pada 28 Maret 2025, menjadikannya salah satu gempa paling mematikan abad ini. Getaran terasa hingga Thailand, China, dan India.

Baca Juga: Warga Mempawah Tewas Gantung Diri Gegerkan Warga

Lebih dari 5.000 orang dilaporkan tewas, ribuan luka-luka, dan ratusan lainnya hilang. Junta Myanmar menetapkan status darurat nasional, sementara bantuan internasional mulai berdatangan beberapa hari setelah gempa.

Penembakan di Pantai Bondi Sydney, Australia

Rabbi Levi Wolff menyalakan menorah di Bondi Pavilion untuk menghormati para korban penembakan yang terjadi saat perayaan hari raya Yahudi di Pantai Bondi, Sydney. <b>(Reuters)</b> Rabbi Levi Wolff menyalakan menorah di Bondi Pavilion untuk menghormati para korban penembakan yang terjadi saat perayaan hari raya Yahudi di Pantai Bondi, Sydney. (Reuters)

Australia dikejutkan oleh serangan bersenjata di kawasan wisata Bondi Beach pada 14 Desember 2025. Serangan tersebut menewaskan belasan orang dan melukai puluhan lainnya, termasuk anak-anak dan tokoh komunitas lokal.

Perdana Menteri Australia menyebut tragedi ini sebagai salah satu hari terkelam dalam sejarah modern Australia. Peristiwa ini memicu perdebatan nasional soal ekstremisme kekerasan dan keamanan publik.

Konfrontasi India–Pakistan Pasca Serangan Kashmir

Ilustrasi -Ppasukan keamanan melakukan pengetatan penjagaan di wilayah Kashmir India.  <b>(Antara)</b> Ilustrasi -Ppasukan keamanan melakukan pengetatan penjagaan di wilayah Kashmir India. (Antara)

Ketegangan India–Pakistan kembali memuncak setelah serangan bersenjata di wilayah Kashmir pada Mei 2025. Insiden tersebut memicu penutupan perbatasan, peningkatan kesiapan militer, dan kekhawatiran konflik terbuka antara dua negara bersenjata nuklir. PBB dan sejumlah negara menyerukan deeskalasi dan dialog segera.

Zohran Mamdani Jadi Wali Kota Muslim Pertama New York

Wali Kota Terpilih New York Zohran Mamdani Bertemu Presiden Donald Trump <b>(Istimewa)</b> Wali Kota Terpilih New York Zohran Mamdani Bertemu Presiden Donald Trump (Istimewa)

Zohran Kwame Mamdani mencetak sejarah pada 2025 dengan terpilih sebagai wali kota Muslim pertama New York City. Kemenangannya merefleksikan perubahan demografis dan kebangkitan politik generasi muda imigran.

Dalam pidato kemenangannya, Mamdani menegaskan fokus pada keadilan sosial, perumahan terjangkau, dan transportasi publik yang inklusif.

Sanae Takaichi Terpilih sebagai Wali Kota Perempuan Pertama Jepang

Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi. /ANTARA/Anadolu/py <b>(Antara)</b> Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi. /ANTARA/Anadolu/py (Antara)

Sanae Takaichi mencatat sejarah pada 2025 sebagai wali kota perempuan pertama di Jepang. Terpilihnya tokoh konservatif ini menandai pergeseran penting dalam politik Jepang yang selama ini didominasi laki-laki.

Kontroversi muncul ketika Takaichi menyatakan bahwa invasi ke Taiwan akan memicu respons militer dari Jepang. Pernyataan tersebut memicu ketegangan diplomatik baru antara Jepang dan China.

x|close