Ntvnews.id, Jakarta - Jumlah warga sipil Kamboja yang meninggal dunia akibat eskalasi konflik perbatasan dengan Thailand meningkat menjadi 30 orang. Informasi tersebut dilaporkan kantor berita Xinhua dengan mengutip keterangan Menteri Informasi Kamboja, Neth Pheaktra, Kamis, 25 Desember 2025.
Selain korban meninggal, laporan itu juga mencatat sebanyak 87 orang lainnya mengalami luka-luka.
Ketegangan perbatasan antara Thailand dan Kamboja yang telah berlangsung selama puluhan tahun berubah menjadi bentrokan bersenjata pada 24 Juli. Dalam konflik tersebut, kedua negara bertetangga itu saling melancarkan tembakan artileri serta serangan udara.
Baik Thailand maupun Kamboja melaporkan adanya korban jiwa dalam pertempuran tersebut, termasuk dari kalangan warga sipil.
Baca Juga: Jelang Pertemuan Militer, Konflik Thailand-Kamboja Masih Berlanjut
Pada 4 Agustus, kedua negara menyatakan pemberlakuan gencatan senjata segera, yang kemudian diperkuat dengan kesepakatan resmi mengenai mekanisme pelaksanaannya beberapa hari setelahnya.
Meski demikian, sejak awal Desember, bentrokan kembali pecah di sepanjang perbatasan Thailand-Kamboja. Kedua pihak pun saling menuduh telah melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Sementara itu, akibat serangan yang dilancarkan Kamboja ke sejumlah provinsi perbatasan Thailand, sedikitnya 22 orang dilaporkan tewas, 140 orang lainnya mengalami luka-luka, serta sekitar 140 ribu penduduk terpaksa dievakuasi dari wilayah yang dinilai berisiko.
(Sumber: Antara)
Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja, Jumat 29 Agustus 2025. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA) (Antara)