BNPB Mulai Salurkan Dana Tunggu Hunian Bagi Korban Bencana Di Sumatera

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 25 Des 2025, 19:45
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Arsip foto - Pengungsi korban banjir mengantre makanan di Meunasah Raya Dagang, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu 3 Desember 2025. ANTARA/M Haris SA Arsip foto - Pengungsi korban banjir mengantre makanan di Meunasah Raya Dagang, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh, Rabu 3 Desember 2025. ANTARA/M Haris SA (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai mencairkan dana tunggu hunian bagi korban bencana di wilayah Sumatera yang sementara waktu mengungsi dan tinggal di rumah kerabat atau saudara.

Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan di Banda Aceh, Kamis, 25 Desember 2025, bahwa dana tunggu hunian tersebut diberikan sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga (KK) setiap bulan. Bantuan itu diperuntukkan bagi korban bencana yang tidak menempati hunian sementara (huntara).

“Pemerintah mulai besok mencairkan dana tunggu hunian sebesar Rp600 ribu per KK setiap bulan. Dana ini diberikan kepada masyarakat korban bencana yang tidak tinggal di hunian sementara, tetapi ditampung di rumah kerabat atau saudaranya,” kata Suharyanto.

Ia menjelaskan bahwa penyaluran dana tunggu hunian dilakukan secara non-tunai, yakni ditransfer langsung ke rekening penerima melalui bank pemerintah yang beroperasi di Provinsi Aceh, tanpa melalui mekanisme penyaluran manual.

Pada tahap awal, lanjutnya, dana tunggu hunian akan dicairkan untuk periode Desember 2025, Januari 2026, dan Februari 2026. Bantuan tersebut akan terus diberikan hingga para korban bencana memperoleh hunian tetap.

Baca Juga: Kemlu Tegaskan Indonesia Fokus Kerahkan Kekuatan Nasional Tangani Bencana Sumatra

Terkait data penerima bantuan, Suharyanto mengatakan proses pendataan masih berlangsung. Namun demikian, di sejumlah kabupaten dan kota telah tersedia data warga terdampak bencana yang sementara ditampung di rumah kerabat maupun keluarga.

“Penyaluran dana tunggu hunian ini tidak menunggu semuanya terdata. Kalau ada 10, 100, atau 1.000, langsung ditransfer. Sebab datanya dinamis dan yang mendatang langsung dari lapangan,” kata Suharyanto.

Mengenai pembangunan hunian sementara, ia menuturkan bahwa proses pembangunan sudah mulai berjalan. Pembangunan huntara tidak hanya dipusatkan di satu lokasi, tetapi juga dapat dilakukan di titik-titik rumah warga yang mengalami kerusakan berat atau hilang akibat banjir.

“Banyak masyarakat korban bencana menginginkan pembangunan hunian sementara di lokasi tempat tinggal asalnya, karena mereka tidak ingin jauh dari kampung atau rumah awalnya. Dan keinginan ini tentu diakomodir,” kata Suharyanto.

(Sumber: Antara)

x|close