Jelang Duel UFC Kedua, Jeka Saragih Menangis Ingat Buruknya Kondisi di Kampung Halamannya

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Jun 2024, 16:00
Marco Tampubolon
Penulis & Editor
Bagikan
Petarung UFC, Jeka Saragih nangis teringat kampung halamannya Petarung UFC, Jeka Saragih nangis teringat kampung halamannya (Screenshot )

Ntvnews.id, Jakarta - Jeka Saragih menangis jelang duel keduanya di panggung UFC. Jeka sedih teringat kampung halamannya di Simalungun yang sangat tertinggal.

Sejak berhasil menembus panggung UFC tahun lalu, Jeka banyak menghabiskan waktunya di Amerika Serikat. Berbulan-bulan si Tendangan Maut menimba ilmu di MMA Fight Academy, San Diego. Dia ditangani pelatih-pelatih berpengalaman termasuk, Marc Fiore dan Jack Buracker.

Pemandangan indah, jalanan yang mulus dan berbagai modernisasi sudah dirasakan Jeka selama berada di Negeri Paman Sam. Belum lagi fasilitas latihan yang mumpuni. Semua itu sangat bertolak belakang dengan kondisi di kampung halamannya di Desa Lokkung, Raya, Simalungun.

Jeka beberapa kali memperlihatkan kondisi kampungnya di media sosial. Dalam video pendek yang diunggahnya, tampak sejumlah jalanan yang rusak parah hingga jembatan yang rusak.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Jeka Asparido Saragih (@jekasaragih)

Dalam perbincangan dengan sejumlah wartawan dari Indonesia termasuk Ntvnews.id, melalui zoom meeting, Jumat (7/6/2024), Jeka sangat emosional saat bercerita mengenai hal ini.

Dia sedih, karena selama ini perjuangannya mengukir prestasi di arena UFC belum mampu membantu kampungnya untuk jadi lebih baik.

"Kesuksesan itu (di arena UFC) sebenarnya bukan untuk keluarga saya, tapi lebih kepada masyarakat Simalungun. Kalau saya punya uang, itu tentu otomatis sudah untuk keluarga saya. Yang saya perjuangan sampai saat ini adalah infrastruktur jalan di Simalungun itu sangat memprihatinkan," ujarnya terbata-bata.

"Jaringan di Simalungun itu sangat susah. Jadi kalau mengingat itu, itu jadi motivasi saya terbesar untuk berlatih di sini. Kita tertinggal jauh lah, karena banyak di Simalungun itu orang-orang yang susah," bebernya.

Halaman
x|close