Meskipun sebelumnya Tesla membatalkan rencana untuk memproduksi platform kendaraan murah untuk pasar massal, yang dikenal sebagai Model 2, Musk menjelaskan perusahaan akan memanfaatkan platform dan lini produksi yang ada untuk menghasilkan model yang lebih terjangkau tahun ini.
Tesla juga merencanakan produksi robotaxi secara komersial pada 2026 di pabriknya di Texas. Musk percaya FSD dan robotaxi memiliki potensi untuk menjadi kenyataan dalam beberapa tahun mendatang, meskipun beberapa model Tesla lama akan membutuhkan pembaruan perangkat keras untuk dapat mengemudi sepenuhnya secara mandiri.
Strategi Tesla untuk mendorong permintaan kendaraan listrik dengan pembiayaan yang lebih murah diperkirakan akan mempengaruhi margin keuntungan perusahaan, terutama di tengah tingginya suku bunga.
Margin keuntungan Tesla pada kuartal keempat turun menjadi 13,59 persen dari 17,05 persen pada kuartal sebelumnya, sementara Wall Street memperkirakan margin tersebut mencapai 16,2 persen.
Pendapatan Tesla untuk kuartal Oktober-Desember tercatat sebesar US$25,71 miliar (Rp417,61 triliun), lebih rendah dari estimasi analis yang sebesar US$27,27 miliar (Rp442,95 triliun).
Laba per saham yang disesuaikan mencapai 73 sen, sedikit di bawah perkiraan analis sebesar 76 sen.
Pengiriman tahunan Tesla menurun untuk pertama kalinya pada tahun lalu, seiring dengan kenaikan biaya pinjaman dan persaingan yang semakin ketat, termasuk dari pesaing seperti BYD dari China dan produsen mobil Eropa seperti BMW dan Volkswagen yang meluncurkan model kendaraan listrik lebih terjangkau.